About

Analisis Puisi "Tapi" Sutardji calzoum Bachri

Analisis Puisi "Tapi"

Analisis Puisi, sudah seringkali admin ini meliha tentang sebuah posting yang berupa sebuah Contoh Analisis,  baik karya W.S Rendra, Danarto atau sastrawan lainnya, akan tetapi admin ini menampilkan hal tersebut untuk menambah referensi yang sudah ada untuk teman-temanku semua dam dunia Analisis Puisi karya Sutardji Calzoum.



TAPI
aku bawakan bunga padamu
                                       tapi kau bilang masih
aku bawakan resah padamu
                                       tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
                                       tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
                                       tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
                                       tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padmu
                                       tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
                                       tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
                                       wah!
                                                   Sutardji Calzoum Bachri,
                                                   1981 

ANALISIS PUISI “TAPI”
            Puisi “Tapi” karangan Sutardji Calzoum Bachri menggambarkan sebuah pertentangan antara aku dan kau sehingga apa pun yang dibawa oleh aku selalu tak bermakna di mata kau.  Adanya pemisahan antara baris aku dan kau seolah menggambarkan perrcakapan antara dua orang yang tak akan pernah sejajar seperti seorang yang sedang menalin asmara atau juga seperti Hamba dengan Tuhannya. segi kasmaran haal ini menggambarkan sebuah pertentangan antara aku denan kekasihnya akan tetapi secara dalam ketika kita menganalisis dari segi semiotiknya sangat terlihat jelas tepatnya adalah hubungan antara hamba dengan Tuhan.
bahwa seorang hamba tidak mungkin membawa bunga pada Tuhannya seperti pada baris pertama puisi aku bawakan bunga padamu. Kata bunga, resah, darah, mimpi, arwah, mayat, dan duka merupakan makna konotasi karena seorang hamba tidak akan membawa hal-hal demikian saat menghadap dengan penciptanya. Sedangkan kata bilang pada puisi merupakan makna konotasi dari firman karena Tuhan biasanya menggunakan kata “firman”.
            Gaya bahasa yang salah satunya digunakan pada puisi tersebut adalah hiperbola yaitu melebih-lebihkan. Bisa kita lihat dalam beberapa barisnya seperti aku bawakan mayatku padamu. Mana mungkin mayat kita sendiri bisa kita bawa sendiri kehadapn Tuhan kita. sungguh terlalu berlebihan.
            Untuk analisis semiotik lainnya yang berupa gambaran, dalam puisi “Tapi” karya Sutardji Calzoum Bachri ini kita dapat melihat 3 gambaran yaitu berupa  gambaran manusia,gambaran kesakitan, dan gambaran usaha.
Pertama untuk gambaran manusia, yaitu kata aku, kau, mayat, dan arwah. Kata aku dan kau merupakan kata ganti orang yaitu kata ganti orang pertama dan kata ganti orang ke dua. Namun kau  dalam puisi ini bukan merupakan gambaran manusia tetapi makna sebagai Tuhan. Mayat adalah bentuk jasad dari manusia yang telah meninggal dunia. Dalam puisi ini si aku adalah manusia jadi mayat ini tentu mayat dari manusia. Sedangkan Arwah adalah roh atau berupa banda abstrak yang lebih kita kenal sebagai jiwa dari sebuah mahluk yang salah satunya dimiliki oleh makhluk hidup berupa manusia. Kata “arwah” bisa kita masukan pada gambaran manusia karena arwah yang tertera dalam puisi adalah arwah yang dibawa oleh si aku.
            Gambaran  kedua yaitu gambaran kesakitan. Gambaran  kesakitan yang terdapat dalam puisi ini adalah resah dan duka. Kata resah adalah sebuah perasaan galau atau gelisah yang dialami manusia. Kata resah bisa kita golongkan dalam gambaran kesakitan karena resah itu membuat orang yang mengalaminya susah melakukan sesuatu karena dibebani oleh perasaan ini. Duka, kata ini merupakan antonim dari kata “suka”. Duka adalah perasaan kepedihan dan kesengsaraan yang dialami manusia seperti saat kehilangan. Dan kata ini bisa kita golongkan dalam gambaran kesakitan karena duka ini akan membuat hati orang yang mengalaminya terasa sakit dan sedih.
            Gambaran  yang ketiga yang terdapat dalam puisi tersebut adalah gambaran usaha. Kata yang bisa kita golongkan pada gambaran usaha adalah kata bawakan, bilang, dan datang. Bawakan merupakan kata kerja yaitu bawa yang berasal dari kata mem-bawa yang mendapat imbukan –kan.
Kata bilang adalah kata yang biasanya dilakukan oleh tindak tutur manusia dengan seperti kata berucap atau berbicara dan kata bilang pun masih kata kerja. Ikarena melakukan sesuat, yaitu berbicara. Kata terakhir yaitu datang hal Ini merupakan usaha untuk menuju suatu tempat.  
             Maksud pesan dari pengarang dalam puisi tersebut adalah derajat manusia tidak akan tinggi dipandangan Tuhan apabila manusia tersebut menyombongkan sesuatu apa yang mereka punya. Inti makna dari puisi tersebut adalah bahwa seorang manuasia aku janganlah merasa tinggi dengan orang lain karena diatas kita masih ada langit yaitu Tuhan.
           Penulis ingin menyampaikan  pesan moral melalui sebuah puisi bahwa hanya pada Tuhan kita akan kembali dan segala perasaan resah, gundah curhatkanlah dengan sang pencipta karena DIA lah tempat kita untuk mengadu kelu,kesah kita.

No comments: