About

Puisi Kehidupan "Rep Kedhep"Sindhunata


Puisi kehidupan, Hai pembaca ketemu lagi dengan admin yang tak pernah mengerti akan puisi. Kehidupan !!! ya kehidupan seringkali dilukiskan dalam susunan sajak bernama puisi. Kali ini kita akan mengurai puisi tentang kehidupan milik sindhunata dengan judul puisi Rep Kedhep.

puisi dibawah ini menunjukan bahwa setiap pada diri sendiri menyimpan sesuatu kekutan besar, dikarenan Tuhan YME menciptakan makhluk hidup dengan kelebihan dan kekurangan pada setiap individunya. sedangkan untuk analisis ini menggunakan teori Semiotika dengan pemanfatan unsur majas dan penggunaan penulisan yaitu tipografi.

Demikian sedikit ulasan dari saya tentang puisi arti kehidupan, silahkan dicerna dan berikan admin kritik saran agar kedepan bisa lebih baik lagi dalam memaknai kumpulan puisi kehidupan dari sastrawan tanah air.(Sindhunata).



Rep-Kedhep

Kata-kata Rep Kedhep di dalam potongan teks puisi sekaligus dijadikan judul puisi di bawah ini merupakan kata-kata yang diambil dari mantra keselamatan yang masih digunakan oleh sebagian (kecil) masyarakat Jawa Timur.
Mantra ini diucapkan oleh orang-orang untuk meminta keselamatan ketika sedang melewati tempat-tempat yang dianggap angker atau menakutkan. Pengucapan mantra ini dimaksudkan untuk mengusir hantu, tetapi sebenarnya mantra ini diucapkan untuk mengusir atau menghilangkan ketakutan dari dalam diri orang yang mengucapkan mantra tersebut agar menjadi orang yang berani.
Mantra yang dimaksud adalah Rep kedhep wong sakbuwana, Jonthok kaya peliku, Nglimpruk kaya kontholku, Pring-pring petung, Anjang-anjang peli buntung, Ana Turuk gomblah-gambleh. Tipografi di dalam teks puisi Rep Kedhep dapat diartikan sebagai dinamika ketakutan seseorang ketika mengucapkan mantra minta keselamatan untuk menepiskan rasa takut agar menjadi pemberani.
Gambar di atas berupa sosok lelaki yang dengan alat vital yang sedang ereksi atau tegang. Hal tersebut dapat diartikan sebagai munculnya keberanian. Ketakutan yang terganti dengan keberanian melalui ucapan mantra Rep Kedhep dapat diketahui juga dari kata-kata Rep-sirep tiada yang berani, segala goda terbirit lari,  dan peri perayangan menghilang, sirna segala ketakutan.
Hilangnya ketakutan tersebut juga tampak pada gambar di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Hilangnya ketakutan tersebut ditandai dengan ketakutan gambar manusia berkepala kambing yang berlari ketika melihat gambar manusia yang alat vitalnya menegang dan berkepala anjing.
Keberanian dan ketakutan seseorang tidak selamanya terdapat pada dirinya. Dengan mengucapkan mantra Rep Kedhep seseorang bisa menjadi pemberani tetapi ketika didapatkan kesadaran bahwa tidak ada kekuatan yang dahsyat kecuali kekuatan yang dimiliki Tuhan. Mantra diucapkan karena ketidakpercayaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Ketika sadar bahwa kekuatan dan perlindungan hanya datang dari Tuhan, maka mantra tersebut luntur dan tidak ada kekuatannya di hadapan Tuhan.
Hal tersebut dapat diketahui melalui kata-kata Sirna sudah nafsuku, sudah hilang mau jasadku, tenang tentram hasrat lelakiku, pulang dalam damai rumah-MU. Kata rumah-MU, yang dimaksud adalah Tuhan, sebab mu (kamu) ditulis menggunakan huruf kapital MU (Kamu) yang berarti mengacu pada Tuhan.
Gambar dan teks puisi di dalam puisi Rep Kedhep saling berkaitan untuk menunjukkan dinamika rasa takut dari dalam diri seseorang melalui pengucapan mantra yang akhirnya kekuatan atau keberanian disadari hanya datang dari Tuhan bukan datang dari selain Tuhan. Hal tersebut juga dapat diketahui dari gambar titik-titik yang jika dilihat secara seksama seperti bentuk penis lelaki yang sedang dalam keadaan lemas atau tidak ereksi atau tidak dalam menegang. Kata-kata yang mempertegas dan dapat dijadikan acuan dari gambar hilangnya ireksi/ketegangan penis tersebut adalah Nglimpruk kaya kontholku.




1 comment:

Sum said...

Mantapp ternyata