About

contoh analisis Puisi Air kata-kata,sindhunata

contoh analisis Puisi Air kata-kata,sindhunata, merupakan puisi  yang berkaitan antara manusia denga Tuhan, dan pengkajian dari Kumpulan puisi ini menggunakan teori semiotika dan melihat dengan bentuk tipografinya. Semoga bermanfaat contoh analisis puisi dibawah ini




Gambar (sosok) orang yang di dadanya terdapat tanda silang (X) di bawah ini. tanda silang tersebut dapat diartikan sebagai kematian atau hilangnya roh (jiwa) atau nyawa seseorang dari dalam tubuh atau badan (seorang) manusia. Terdapat gambar titik-titik di samping gambar (sosok) orang tersebut yang dapat diartikan sebagai bunga. Keduanya berhubungan sebab kematian identik dengan bunga.
Hal tersebut diperkuat dengan kata-kata In Memoriam Mbah Koen  di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata in memoriam mempunyai arti dalam kenangan atau yang terkenang. Alasan orang dikenang adalah orang tersebut telah pergi atau meninggalkan seseorang (yang bisa juga diartikan sebagai orang yang telah mati/meninggal) yang tidak dapat ditemui/dijumpai lagi.
Selain itu, kata-kata istirahat kekal berikanlah kepada mereka ya Tuhan (istilah istirahat kekal mempunyai arti meninggal dunia), dan moga-moga terang kekal menerangi mereka (terang kekal dapat diartikan kebahagiaan yang kekal atau abadi), air kata-kata turun dari surga menjelma dalam bunga (surga dan bunga identik sekali dengan kematian), jiwanya mengembara hinggap di sejuta cawan duka di dalam teks puisi di atas dapat memperkuat adanya peristiwa atau kesan kematian yang sangat kuat. Orang yang telah meninggal dunia tidak bisa kembali lagi ke dunia nyata, dunia orang-orang yang masih hidup (jiwa dan tubuhnya masih menyatu).
Tipografi di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat diasumsikan sebagai sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Dari hal tersebut diharapkan seseorang dapat memiliki sifat rendah hati. Hal demikian dapat diketahui dari kata-kata Air kata-kata, turun dari surga, menjelma dalam bunga, jiwanya mengembara, hinggap di sejuta cawan duka.
Dari judulnya, Air Kata Kata, dapat diasumsikan sebagai kata-kata (pemikiran atau keinginan seseorang) yang mengalir (yang ingin diucapkan). Akan tetapi pemikiran-pemikiran tersebut tidak dapat disampaikan lagi karena terhalang oleh kematian.
Gambar kuburan di bawah terangnya bulan sabit dan bernisan kepala manusia penuh dengan tulisan kata-kata yang di atas kepala tersebut terdapat anjing/serigala sedang menyalak di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat diasumsikan sebagai kebebasan dalam pemikiran. Bulan sabit dapat diartikan sebagai hal-hal yang tinggi, mulia, indah dan sebagainya. Kepala manusia yang bertuliskan banyak kata-kata dapat dimaknai sebagai pemikiran yang ada di dalam diri seseorang.
Anjing atau serigala yang sedang menyalak dapat menjadi lambang keliaran atau kebebasan seseorang untuk menyampaikan sesuatu. Kuburan dapat diartikan sebagai kesedihan atau keterkungkungan. Gabungan simbol-simbol tersebut memberikan pemahaman pada konsep terkungkungnya keinginan seseorang untuk menyampaikan pemikiran yang luar biasa dan hal tersebut menjadikannya kecewa. Hal ini didukung pula dengan kata kata Bermain bulan dengan kepedihan dan tiba di negeri air kata-kata di dalam teks puisi pada potongan teks puisi di bawah ini.
Tipografi yang terdapat pada potongan teks puisi di bawah ini sekilas tidak ada keistimewaannya. Melalui pengamatan lebih seksama akan ditemukan tipografi yang menarik, yaitu bayangan air pada kata-kata di dalam teks puisi tersebut.
Air dapat diasumsikan sebagai kepandaian beradaptasi. Hal tersebut seperti sifat air yang berubah-ubah atau tidak tetap bentuk sesuai tempatnya. Sifat air yang demikian dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang dapat beradaptasi dengan posisi apa pun, tinggi maupun rendah, kaum marginal yang tertindas dan penuh keterbelakangan serta keterbatasan maupun kaum yang ditinggikan yang memiliki status lebih tinggi dari orang lain.
Dari uraian di atas gambar dan teks puisi saling terikat sebab menentukan pemahaman baru mengenai konsep pemikiran manusia yang bebas tetapi tidak dapat disampaikan. Penyatuan gambar dengan teks puisi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hendaknya di dalam kehidupan yang hanya sementara ini seseorang dapat beradaptasi dengan berbagai macam pola hidup dan berani menyampaiakan pemikirannya sebab ketika meninggal orang tidak meninggalkan harta bendanya tetapi jasa, pemikiran dan amalan baiknya. Hal ini diperkuat dengan kata-kata Mbah Koen kau mati tapi kau hidup, kau pergi tapi kau tinggal bersama kami: dalam air kata-kata.



No comments: