About

Puisi Kehidupan,Tulkiyem

puisi ini adalah perwakilan dari watak orang jawa pada umumnya, gambaran masa lalu. semoga Analisis ini dijadikan cermin untuk Kehidupan zaman sekarang, agar kita mempunyai mental untuk bersaing dan tidak ada rasa canggung dengan apa yang kita punya. untuk analisis Puisi, dari Kumpulan Air Kata-kata Sindhunta akan saya posting dalam waktu dekat ini. selain itu juga kecintaan pada negeri sendiri

Semoga Bermanfaat!!!

Puisi Oh Tulkiyem Ayu
Gambar di bawah ini menunjukkan profil seorang wanita Jawa yang tentunya akan mengantarkan bayangan pembaca pada sebagian besar pola pikir dan kehidupan sosial masyarakat Jawa. Apalagi jika dilihat dari nama pada judul puisi, Tulkiyem, pikiran pembaca pasti mengacu pada nama wanita Jawa.
Gambar wanita di bawah ini merupakan ikon dari puisi Oh Tulkiyem Ayu sebab ada keterkaitan antara gambar dengan nama di dalam judul dan isi teks puisi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai awal dari patokan ukur fungsi gambar ilustrasi di dalam puisi Oh Tulkiyem Ayu.

Teks yang ada di bawah gambar wanita Jawa bernama Tulkiyem di bawah ini dapat dijadikan kata kunci dari simbol yang memberitahukan dan melambangkan mental sebagian masyarakat Jawa yang tidak mau ikut campur ke dalam dunia pemerintahan atau politik yang ditandai dengan acara pemilu (singkatan pemilihan umum, untuk memilih wakil rakyat) yang biasanya diwarnai kericuhan di dalam kampanyenya. Bantal dan tikar menandakan keinginan untuk pergi tidur. Lambang yang ingin disampaikan dengan keinginan untuk pergi tidur adalah ketidakinginan untuk campur tangan ke dalam suatu masalah yang dapat mengakibatkan hidup tidak aman dan tentram.

Tipografi yang dapat dilihat dari potongan-potongan teks puisi Oh Tulkiyem Ayu di bawah ini jika diperhatikan lebih seksama menyerupai anak tangga. Tipografi tersebut dapat diartikan sebagai usaha atau kerja keras seseorang dalam menjalani kehidupannya. Tipografi yang menyerupai anak-anak tangga tersebut sambung-menyambung dan saling terhubung melingkar seperti spiral. Tipografi semacam ini dapat dijumpai pula pada puisi Sihka Winka karya Sutardji Calzoumbachri.
Tipografi seperti di bawah ini dapat dipandang atau diartikan sebagai lika-liku kehidupan manusia. Lika-liku kehidupan itu ada kalanya datar-datar saja, ada kalanya penuh konflik atau permasalahan hingga konflik tersebut mengalami puncaknya dan dari permasalahan inilah seseorang akan bertambah dewasa dengan mencari solusi dari konflik yang terjadi di dalam kehidupannya.



Dari potongan halaman puisi Oh Tulkiyem Ayu di bawah ini dapat diketahui pola kebiasaan hidup orang Jawa yang sederhana, makan seadanya, bukan tipe pendendam, rajin bekerja, dermawan, hidup sehat dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Kata-kata yang dapat menjadi petunjuk dari hal tersebut adalah mek mangan jemblem (menandakan sudah bias bersyukur hanya dengan makan jembelem, makanan yang harganya lebih murah dari nasi sepiring yang dianggap makanan istimewa).

Kata-kata lain yang dapat menunjukkan sifat orang Jawa adalah gak tau mangkel (tidak pernah mendendam), gak klelad-kleled (tidak malas-malasan), gak tau medhit ambik dhuwik (tidak pelit), dan gak tau watuk (menandaka hidup sehat).


Pada kata atine bebas (bahagia) dan gak minder (percaya diri) di dalam teks puisi di bawah ini menunjukkan kehidupan orang yang hidupnya senang, bahagia, dan percaya diri di dalam kehidupannya. Memang kehidupan yang demikian yang diinginkan oleh tidak hanya sebagian besar orang, tetapi semua orang, dan tidak hanya orang Jawa saja tetapi juga semua orang di dunia.

Gambar di bawah ini merupakan profil dari orang Jawa yang sekaligus menjadi ikon sosok seseorang yang hidupnya dikatakan makmur di dalam kehidupannya. Orang dikatakan makmur bila kebutuhan-kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi dan tidak mempunyai masalah dengan siapa pun.

Dari uraian di atas, gambar dan tek-teks puisi saling menunjukkan keterikatannya melalui ikon dan simbol yang ada di dalam puisi Oh Tulkiyem Ayu ini. Puisi ini memaparkan kehidupan orang yang suka cari aman saja, tidak mau ikut campur ke dalam permasalahan. Di dalam hidup seseorang hendaknya dapat bercermin dari Tulkiyem yang dapat hidup sederhana, seadanya, dan apa adanya untuk meraih hidup bahagia dengan kerja keras dan hidup sehat sehingga di dalam kehidupannya dapat menjadi orang yang makmur.

No comments: