November 08, 2015 /
Kinan Tiyet /
Beberapa definisi dan pendapat dari
pakar-pakar bahasa mengenai wacana. Dalam pengertian linguistik, wacana
adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Oleh
karena itu wacana sebagai kesatuan makna dilihat sebagai bangun bahasa yang
utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Selain
dibangun atas hubungan makna antarsatuan bahasa, wacana juga terikat dengan
konteks. Konteks inilah yang dapat membedakan wacana yang digunakan sebagai
pemakaian bahasa dalam komunikasi dengan bahasa yang bukan untuk tujuan
komunikasi. Menurut Hawthorn (1992) wacana adalah komunikasi kebahasaan yang
terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai
sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
Sedangkan Roger Fowler (1977) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan
dan tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori
yang termasuk di dalamnya. Foucault memandang wacana kadang kala sebagai bidang
dari semua pernyataan, kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok
pernyataan, dan kadang kala sebagai sebuah praktik regulatif yang dilihat dari
sejumlah pernyataan. Pendapat lebih jelas lagi dikemukakan oleh J.S. Badudu
(2000) yang memaparkan;
wacana
sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang menghubungkan proposisi
yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga
terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Selanjutnya
dijelaskan pula bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi
atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang
tinggi yang berkesinambungan,yang mampu mempunyai awal dan akhir yang
nyata,disampaikan secara lisan dan tertulis.
Sementara itu Samsuri memberi penjelasan
mengenai wacana, menurutnya;
wacana ialah
rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri
atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan
yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula
memakai bahasa tulisan.
Lull (1998) memberikan penjelasan lebih
sederhana mengenai wacana, yaitu cara objek atau ide diperbincangkan secara
terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar
luas. Mills (1994) merujuk pada pendapat Foucault memberikan pendapatnya
yaitu wacana dapat dilihat dari level konseptual teoretis, konteks penggunaan,
dan metode penjelasan.
Berdasarkan level konseptual teoretis, wacana
diartikan sebagai domain dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks
yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Wacana menurut
konteks penggunaannya merupakan sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan
ke dalam kategori konseptual tertentu. Sedangkan menurut metode
penjelasannya, wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan
sejumlah pernyataan.
Dari uraian di atas, jelaslah terlihat bahwa
wacana merupakan suatu pernyataan atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan
secara lisan ataupun tulisan dan memiliki hubungan makna antarsatuan bahasanya
serta terikat konteks. Dengan demikian apapun bentuk pernyataan yang
dipublikasikan melalui beragam media yang memiliki makna dan terdapat konteks
di dalamnya dapat dikatakan sebagai sebuah wacana.
Jenis-Jenis Wacana
Leech mengklasifikasikan wacana berdasarkan
fungsi bahasa seperti dijelaskan berikut ini;
1. Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan
penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato;
2. Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk
memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan pada pesta;
3. Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau
informasi, seperti wacana berita dalam media massa;
4. Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan
tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu;
5. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau
reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.
Berdasarkan saluran komunikasinya, wacana
dapat dibedakan atas; wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan memiliki ciri
adanya penutur dan mitra tutur,bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang
menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis ditandai oleh adanya penulis
dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan sistem ejaan.
Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan cara
pemaparannya, yaitu wacana naratif, wacana deskriptif, wacana ekspositoris,
wacana argumentatif, wacana persuasif, wacana hortatoris, dan wacana
prosedural.
Nah… banyak
juga ternyata… wacana.
No comments:
Post a Comment