1. Akibat tekanan besar dari kelompok mahasiswa,
didukung dengan sejumlah elemen masyarakat lainnya, kalangan LSM, kalangan
profesional muda, para intelektual dan lain-lain., Soeharto penguasa orde baru
akhirnya jatuh dari kursi kekuasaannya.
Letak kesalahan:
Ketidakcermatan
pada kalimat tersebut adalah penggunaan tanda koma (,). Tanda koma (,) dipakai
di antara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan. Sedangakan kalimat
tersebut tidak diberi tanda koma (,) setelah kata intelektual.
Perbaikan:
Akibat tekanan
besar dari kelompok mahasiswa, didukung dengan sejumlah elemen masyarakat
lainnya, kalangan LSM, kalangan profesional muda, para intelektual, dan
lain-lain., Soeharto penguasa orde baru akhirnya jatuh dari kursi kekuasaannya.
2. Seruan bagi sebuah pemilu yang benar-benar bebas
dan jujur merupakan cita-cita bagi gerakan prodemokratis. ( Andres Uhlin, 1998
: 154 ).
Letak kesalahan:
Tanda titik dua
dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Maka sebenarnya
penggunaan tanda titik dua tidak menggunakan spasi sebelumnya.
Perbaikan:
Seruan bagi
sebuah pemilu yang benar-benar bebas dan jujur merupakan cita-cita bagi gerakan
prodemokratis (Andres Uhlin, 1998: 154).
3. Disisi yang lain, mediapun sebenarnya dapat
dikatakan sebagai praktik kekuasaan.
Letak kesalahan:
Partikel pun ditulis
terpisah dari kata yang mendahuluinya.kecuali kelimpok yang lazim dianggap
padu, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, sekalipun,
maupun, meskipun, ataupun, biarpun, kalaupun, sungguhpun, dan walaupun.
Perbaikan:
Disisi yang
lain, media pun sebenarnya dapat dikatakan sebagai praktik kekuasaan.
4. Ilmu pengetahuan dalam penelitiannya memiliki
obyek yaitu obyek material meliputi gejala-gejala atau pokok-pokok yang nyata
dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan ( Gerungan, 1987 : 280 ).
Letak kesalahan:
Ketidakcermatan
pada kalimat tersebut adalah penggunaan kata yang tidak baku yaitu kata obyek, yang sebenarnya adalah objek. Kesalahan yang lain adalah
penggunaan titik dua (:) seperti pada kalimat sebelumnya.
Perbaikan
Ilmu pengetahuan
dalam penelitiannya memiliki objek yaitu objek material meliputi gejala-gejala
atau pokok-pokok yang nyata dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan (Gerungan,
1987: 280).
5. Teori merupakan serangkaian konsumsi, konsep,
definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. ( Masri Singarimbun, 1987 : 37 )
Letak kesalahan:
Kesalahan pada
kalimat tersebut adalah penggunaan tanda koma (,). Karena tanda koma (,)
dipakai di antara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan. Sedangkan
kalimat tersebit salah satunya tidak diberi tanda koma (,). Serta penggunaan
tanda titik dua (:) seperti kalimat sebelumnya.
Perbaikan:
Teori merupakan
serangkaian konsumsi, konsep, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep
(Masri Singarimbun, 1987: 37).
6. Dalam rangka Pemisahan Sosiologi dengan Psikologi
Masyarakat dengan Anthropologi sebagai ilmu baru, Comte mengenalkan metodologi
ilmu alam dalam kerangka analisis sosial, hal tersebut dinamakan positivisme.
Letak kesalahan:
Kesalahan pada
kalimat tersebut adalah penggunaan serapan kalimat asing yaitu kata positivisme. Namun, yang benar adalah positifisme.
Perbaikan:
Dalam rangka
Pemisahan Sosiologi dengan Psikologi Masyarakat dengan Anthropologi sebagai
ilmu baru, Comte mengenalkan metodologi ilmu alam dalam kerangka analisis
sosial, hal tersebut dinamakan positifisme.
7. Ia menjadi
perspektif tidak terlepas dari perjuangan yang penuh gejolak dari tokoh
filsafat pendiri yang disebut dengan Frankfrut School atau sekolah frankfurt (
dalam terminologi pustaka Sosiologi, School sebenarnya lebih menunjuk kepada
arti ‘aliran’ ).
Letak kesalahan:
Ketidakcermatan
pada kalimat tersebut adalah penggunaan tanda petik tunggal (‘..’) pada kalimat
aliran. Karena tanda petik tunggal
digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Penggunaan tanda petik yang benar adalah tanda petik (“...”), karena tanda
petik mengapit istilah yang kurang dikenal atau khusus. Serta penggunaan
kalimat asing yang tidak dicetak miring, yait7u pada kata frankfrut school dan school.
Perbaikan:
Ia menjadi
perspektif tidak terlepas dari perjuangan yang penuh gejolak dari tokoh
filsafat pendiri yang disebut dengan Frankfrut
School atau sekolah frankfurt (dalam terminologi pustaka Sosiologi, School sebenarnya lebih menunjuk kepada
arti “aliran”).
8. Media adalah sarana yang bebas netral tempat semua
kelompok masyakat saling berdiskusi yang tak dominan.
Letak kesalahan:
Letak kesalahan
pada kalimat tersebut adalah tidak cermat pada penggunaan kata tak, yang sebenarnya adalah tidak, karena dianggap tidak baku.
Perbaikan:
Media adalah
sarana yang bebas netral tempat semua kelompok masyakat saling berdiskusi yang tidak
dominan.
9. Perspun dapat pula dikatakan sebagai lawan seperti
kasus mengenai pemerintahan Orde Baru yang berkuasa 32 tahun, akhirnya tumbang
oleh arus reformasi karena cukup lama memberi kebebasan pers.
Letak kesalahan :
Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali kelimpok yang lazim
dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun,
sekalipun, maupun, meskipun, ataupun, biarpun, kalaupun, sungguhpun, dan
walaupun.
Perbaikan:
Pers pun dapat
pula dikatakan sebagai lawan seperti kasus mengenai pemerintahan Orde Baru yang
berkuasa 32 tahun, akhirnya tumbang oleh arus reformasi karena cukup lama
memberi kebebasan pers.
10. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kwalitatif studi pustaka.
Letak kesalahan:
Ketidakcermatan
pada kalimat tersebut adalah menulis kata kwalitatif
yang sebenarnya adalah kualitatif,
karena dianggap tidak baku (bisa dilihat di kamus besar bahasa Indonesia).
Perbaikan:
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif studi
pustaka
11. Dimana untuk pertama kalinya sejak Indonesia
merdeka, Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan presiden-wakil presiden
secara langsung.
Letak kesalahan:
Kesalahan pada
kalimat tersebut adalah penggunaan pisah (-) pada kalimat presiden dan wakil
presiden. Seharusnya adalah dengan menggunakan kata dan karena merupakan
kalimat sejajar.
Perbaikan:
Pertama kalinya
sejak Indonesia merdeka, Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan presiden
dan wakil presiden secara langsung.
12. Baik pemilu legislatif pada 5 April lalu maupun
pemilihan presiden pada 5 juli, diperlukan adanya partisipasi politik dari
segenap masyarakat Indonesia dalam memilih wakil rakyat dan pemimpin negeri
ini.
Letak kesalahan:
Kesalahan
kalimat tersebut adalah tidak penggunaan huruf kapital pada nama bulan, yaitu
bulan Juli. Penggunaan huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Perbaikan:
Baik pemilu
legislatif pada 5 April lalu maupun pemilihan presiden pada 5 Juli, diperlukan
adanya partisipasi politik dari segenap masyarakat Indonesia dalam memilih
wakil rakyat dan pemimpin negeri ini.
13. Sejarah media mengajarkan, bahwa kepopuleran
hingga kemunduran atau peran diplomasi politik sangat tergantung kemampuan
elite politik menggunakan media.
Letak kesalahan:
Kesalahan
kalimat tersebut adalah kesalahan dalam menulis ejaan, yaitu pada kata tergantung, karena dianggap tidak baku,
yang benar adalah bergantung pada.
Kesalahan yang lain adalah penggunaan kata-kata asing yaitu elite didalam kalimat yang sebenarnya
harus dicetak miring.
Perbaikan:
Sejarah media
mengajarkan, bahwa kepopuleran hingga kemunduran atau peran diplomasi politik
sangat bergantung pada kemampuan elite
politik menggunakan media.
14. Perbedaan dan
pembagian pandangan media antara kritis dan phiralis ini memperhitungkan
filosofi media dan pandangan bagaimana hubungan antara media, masyarakat dan
filosofi kehadiran media ditengah-tengah masyarakat ( Eriyanto, 2001 : 20 ).
Letak kesalahan:
Tanda koma (,)
dipakai di antara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan.
Perbaikan:
Perbedaan dan
pembagian pandangan media antara kritis dan phiralis ini memperhitungkan
filosofi media dan pandangan bagaimana hubungan antara media, masyarakat, dan
filosofi kehadiran media ditengah-tengah masyarakat (Eriyanto, 2001: 20).
15. Selama
partai oposisi dan kandidat yang independen tidak dapat bersaing secara wajar,
kecurangan pemilu tetap meluas dan parlemen yang tidak berdaya, maka kebanyakan
aktor prodemokrasi mendukung aksi boikot terhadap pemilih.
Letak kesalahan:
Kesalahan pada
kalimat tersebut adalah penggunaan tanda koma (,), karena anda koma (,) dipakai
di antara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan.
Perbaikan:
Selama partai
oposisi dan kandidat yang independen tidak dapat bersaing secara wajar,
kecurangan pemilu tetap meluas, dan parlemen yang tidak berdaya, maka
kebanyakan aktor prodemokrasi mendukung aksi boikot terhadap pemilih.
16. Rakyat
sekarang dapat memilih wakil yang dikehendakinya, artinya bahwa rakyat tidak
lagi semata-mata memilih ‘kucing dalam karung’ seperti pada pemilihan-pemilihan
sebelumnya ( Majalah tempo, edisi : 29 Desember 2003-4 Januari 2004 )
Letak kesalahan:
Ketidakcermatan
pada kalimat tersebut adalah penggunaan tanda petik tunggal (‘..’) pada kalimat
kucing dalam karung. Karena tanda
petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain. Penggunaan tanda petik yang benar adalah tanda petik (“...”), karena
tanda petik mengapit istilah yang kurang dikenal atau khusus.
Perbaikan:
Rakyat sekarang
dapat memilih wakil yang dikehendakinya, artinya bahwa rakyat tidak lagi
semata-mata memilih “kucing dalam karung” seperti pada pemilihan-pemilihan
sebelumnya. (Majalah tempo, edisi: 29 Desember 2003-4 Januari 2004).
17. Melalui media massa semua kejadian dan fakta tidak
hanya direkam namun juga dikontruksi menjadi pengetahuan yang kemudian dibaca,
didengar dan dilihat oleh masyarakat.
Letak kesalahan:
Tanda koma (,)
dipakai di antara unsur-unsur dalam satu perincian atau pembilangan. Perincian tersebut adalah dibaca, didengar,
dan dilihat. Ketidakcermatan yang lainnya adalah penggunaan kata namun yang sebenarnya adalah diletakkan
di awal klimat dan kemudian diakhiri dengan tanda koma (,).
Perbaikan:
Melalui media
massa semua kejadian dan fakta tidak hanya direkam. Namun, juga dikontruksi
menjadi pengetahuan yang kemudian dibaca, didengar, dan dilihat oleh
masyarakat.
18. Obyektif,
menyingkirkan opini dan pandangan subyektif dari pemberitaan.
Letak kesalahan:
Kesalahan dalam
menulis ejaan obyektif dan subyektif yang seharusnya objektif dan subjektif karena dianggap tidak baku (bisa dilihat dalam kamus
besar bahasa Indonesia).
Perbaikan:
Objektif,
menyingkirkan opini, dan pandangan subjektif dari pemberitaan.
19. Definisi
sederhana ini kemudian diikuti dengan penciptaan rumus dasar komunikasi oleh
Claude Sannon dan Werren Weaver yang menyusunnya berdasar pendekatan matematis
( Denis Macquail, 1994 ).
Letak kesalahan:
Ketidakcermatan
kalimat tersebut merupakan kesalahan dalam penggunaan kata imbuhan. Pada
kalimat tesebut menggunakan kata imbuhan ber- yang sebenarnya adalah ber-an
menjadi berdasarkan.
Perbaikan:
Definisi
sederhana ini kemudian diikuti dengan penciptaan rumus dasar komunikasi oleh
Claude Sannon dan Werren Weaver yang menyusunnya berdasarkan pendekatan
matematis (Denis Macquail, 1994).
20. Sehingga
dapat memberikan informasi dan “pengetahuan” serta pandangan baru baik
penyajian berita untuk meningkatkan profesionalisme wartawan, maupun hasil penelitian
yang berguna bagi pengembangan kegiatan penelitian lebih lanjut oleh pihak yang
berkepentingan.
Letak kesalahan:
Ketidaksejajaran
kalimat tersebut terletak pada ketidaksamaan bentuk unsur rinciannya, yaitu
penggunaan tanda petik (“...”) pada kata pengetahuan,
sedangkan kata lain yang juga ditekankan yaitu informasi dan penyajian
berita tidak diberi tanda titik. Agar kalimat tersebut menjadi sejajar,
maka perlu diselaraskan, yaitu dengan tidak menggunakan tanda petik semua.
Perbaikan:
Sehingga dapat
memberikan informasi dan pengetahuan serta pandangan baru baik penyajian berita
untuk meningkatkan profesionalisme wartawan, maupun hasil penelitian yang
berguna bagi pengembangan kegiatan penelitian lebih lanjut oleh pihak yang
berkepentingan.
No comments:
Post a Comment