Puisi kehidupan,Banyak admin yang memperlihatkan sebuah puisi kehidupan, akan tetapi admin ini menyajikan Puisi kehidupan dan analisisnya, Makna yang tersirat dan tersurat tidak akan dimengerti ketika para pembaca tidak menelaah dan menganaliis yaitu puisi. Kumpulan puisi kehidupan sangatlah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan untuk mengintropeksikan diri sehingga semakin kita tinggi tidak semakin tinggi pula diri kita(tidak sombong), seperti halnya dalam Puisi ngelmu pring. untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
Puisi Ngelmu Pring
Puisi Ngelmu Pring
Di dalam bahasa Indonesia pring
disebut bambu. Seluruh tipografi yang ada di dalam puisi Ngelmu Pring dapat diasumsikan sebagai sifat dari bambu yang dapat
tumbuh tinggi ke atas, kokoh berdiri meskipun tertiup angin kencang. Ngelmu pring dapat juga disebut sebagai
ajaran/ilmu bambu. Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata Pring iku suket, Dhuwur tur jejeg di dalam potongan teks puisi di bawah ini.
Gambar di dalam potongan teks puisi di bawah ini yang
berbunyi eling dhirine dapat
diasumsikan sebagai anjuran untuk mencintai dan memelihara jasmani dan rohani diri
sendiri selain harus bisa mencintai Tuhan dan sesamanya. Batang dapat diartikan
sebagai diri seseorang (manusia) secara individual, daun sebagai sesama
manusia, dan pucuk daun (yang mirip sebagai nyala api) dapat diartikan sebagai
puncak kehidupan yaitu Tuhan.
Seseorang diharapkan dapat menjadi bambu yang mempunyai nilai fungsi
tinggi bagi kehidupan. Pada saat masih kecil dan muda disebut bung (dalam bahasa Jawa) atau rebung
(dalam bahasa Indonesia), dapat dijadikan sayuran. Daunnya yang berjatuhan bisa
dijadikan pupuk. Rantingnya bisa dijadikan kayu bakar. Batangnya yang tua bisa
dijadikan beragam kerajinan tangan yang bermanfaat untuk perabotan rumah tangga
seperti tempat nasi, kipas, wadah tisu dan sebagainya. Bambu jenis tertentu
dapat dijadikan bangunan rumah.
Kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini
dapat menunjukkan fungsi tersebut. Kata-kata yang dimaksud adalah pring iku mung suket, ning kabeh asale saka pring, kepang asale pring, sujen asale pring, lincak
asale pring, pager asale pring, usuk asale pring, cagak asale pring, gedheg
asale pring, tampar asale pring, kalo asale pring, tampah asale pring.
Gambar di dalam potongan puisi di bawah ini merupakan
ajaran untuk mencintai dan hidup rukun dengan sesamanya. Kata eling pepadhane berarti ingat dengan
sesamanya yang artinya seseorang hendaknya dapat menjaga hubungan baik
interaksi sosialnya dengan orang lain.
Ajaran hidup melalui jenis tanaman bambu ini juga mengingatkan seseorang
pada kematian. Hal tersebut dapat diketaui dari kata-kata wong urip asale pring, uripe
kudu eling, matine digotong ngannggo
pring, mulih asale ing ngisore pring di dalam potongan teks puisi di bawah ini.
Orang yang meninggal tidaklah dapat mengubur diri sendiri, tetapi jasadnya
dikuburkan oleh orang lain (malah beramai-ramai, tidak hanya satu orang saja).
Untuk itu seseorang harus dapat menjaga hubungan baik di antara sesamanya.
Hubungan baik tersebut dapat berupa sikap tolong-menolong dan saling
menghormati satu sama lain.
Seseorang diharapkan dapat menjadi bambu yang
mempunyai nilai fungsi tinggi bagi kehidupan. Ajaran ini dapat diketahui
melalui kata-kata pring iku mung suket,
ning gunane akeh banget, dadia kaya pring, prasoja ora duwe apa-apa, ning
merga ora duwe apa-apa, bakal bisa
dadi apa-apa, kaya pring di dalam potongan teks puisi di
bawah ini.
Gambar di dalam potongan teks puisi di bawah ini
mengajarkan seseorang ustineuntuk ingat pada Sang Pencipta, pada Tuhan (eling Gustine). Semua yang menciptakan
bumi seisinya (manusia, binatang maupun tumbuhan) adalah tidak lain hanya
Tuhan. Untuk itu hendaknya seseorang dapat bersyukur dengan segala anugerah
dariNya.
Di dalam potongan teks puisi di bawah ini
diajarkan pula hendaknya seseorang dapat beradaptasi sesuai dengan
lingkungannya. Hal tersebut dapat ditunjukkan kata-kata Pring iku gampang tuwuh, lemahe
bera lemahe subur mangsane garing
mangsane rendheng, pring iku terus
modhot di dalam teks di bawah ini.
Dari uraian di atas dapat diketahui dengan jelas kaitan gambar dengan teks
puisi yaitu untuk menjelaskan prinsip ajaran dalam Ilmu Bambu. Melalui ajaran
Ilmu Bambu seseorang diharapkan dapat menjadi seperti bambu yang mempunyai
nilai fungsi tinggi bagi kehidupan.
dapat disimpulakan dari analisis Puisi kehidupan ini, Ilmu Bambu ini juga mengingatkan setiap diri manusia untuk tetap menjaga, mencintai dan merawat dirinya sendiri (eling dhirine), menjaga interaksi sosial dengan sesama manusia (eling pepadhane), mengingat dan mempersiapkan saat kematian (eling patine), menjalin dan menjaga komunikasi terhadap Tuhan dan mensyukuri atas segala nikmat yang diberikanNya (eling Gustine). Jika manusia dapat melaksanakan prinsip ajaran tersebut di dalam kehidupan maka ia telah berhasil mencapai tujuan dari hidup itu sendiri.
admin ini tidak akan dan berusaha tidak akan bosan menggali kandungan makna sebuah puisi, terutama Puisi Kehidupan, maka dari itu kritik dan saran agar dapat membatu dalam menganalisis berikutnya. terima kasih. SALAM BUDAYA...!
dapat disimpulakan dari analisis Puisi kehidupan ini, Ilmu Bambu ini juga mengingatkan setiap diri manusia untuk tetap menjaga, mencintai dan merawat dirinya sendiri (eling dhirine), menjaga interaksi sosial dengan sesama manusia (eling pepadhane), mengingat dan mempersiapkan saat kematian (eling patine), menjalin dan menjaga komunikasi terhadap Tuhan dan mensyukuri atas segala nikmat yang diberikanNya (eling Gustine). Jika manusia dapat melaksanakan prinsip ajaran tersebut di dalam kehidupan maka ia telah berhasil mencapai tujuan dari hidup itu sendiri.
admin ini tidak akan dan berusaha tidak akan bosan menggali kandungan makna sebuah puisi, terutama Puisi Kehidupan, maka dari itu kritik dan saran agar dapat membatu dalam menganalisis berikutnya. terima kasih. SALAM BUDAYA...!
No comments:
Post a Comment