PUISI CINTA ini lahir dari perasaan para remaja, yang ingin menunjukan rasa kasih sayang terhadap pacarnya, baik keadaan senang ataupun sebaliknya, emoga bermakna dan selalu mendapatkan apa yang kau inginkan, perjuangkan CINTAmu karena PUISI CINTA masih bersamamu.
Janethku yang Habis Terjual
Janeth, mengapa berpaling dari Singapura?
Wajah mulusmu sudah dipesan
Harganya menjulang
Sedang aku tak ada uang
Janeth yang matanya menawarkan
keteduhan
Mengapa kau pilih pulang kepangkuan
seorang kere jalanan?
Sudah habiskah keperawanan?
Ini aku
Rahasia terbesarmu
Mengapa tak bisa melupakan segala
cinta
Adakah yang masih tersisa hingga kau
memikirkan dosa?
Marianaku Sayang
Marianaku sayang
Bermainlah sekarang
Kakak lebih suka kau bawa boneka
daripada pedang-pedangan
Kata ibu
aku dan kau harus jadi perempuan
dewasa yang tak lupa kodrat
Tapi kau harus ingat
Kakak selalu membebaskanmu
Karena kakak bukan ibu
Marianaku sayang
Kini kau boleh saja bermanja
Tapi lain kali
kau harus lebih dewasa
Senyummu hari ini
pertahankanlah sampai mati
Agar aku, kau, dan ibu
dapat bahu-membahu
Menghadapi zaman baru
yang makin membaru
Tanpa sedikit pun ragu
Bukan kali pertama (Dany)
bukan kali pertama ini
tawa serupa desah angin saja
kian jauh, kiang hilang
aku termangu tak tenang
bukan kali pertama ini
rintih meriuh-rendah di dada
tergugu sembilu aku
dalam pusara waktu lalu
beginikah, tuhanku?
berkelana di negeri asing
ditimang duka tak berairmata
dirundung suka hanya sesak mendera
biar aku berkawan sepi
anak waktu memangku diri
aku hanya ingin bernyanyi
dalam segala rupa diri
Cerai
Percayalah
Jantungku semakin sesak demi kembali
ke sini
Perjanjian Samudra kita kandas
Aku yang harus pertama jadi pendosa
Apa keterpaksaan ini masih bisa terampuni
kupu malam
Jangankan satu hari
semenit pun aku bisa
melupakanmu
Biar saja mereka bilang
aku ini perempuan gampangan
mudah melupakan
siapa-siapa
lelaki yang singgah
memeluk dan mencumbuiku
HASRAT
DARI SEBUAH PERJALANAN…
Aku terkatung dan menghela nafas panjang
Aku terkatung dan tidak bisa berbuat apa
Hasrat tak bisa aku ukir, dalam perjalanan
Senja
mengiringi kaki
Hati tidak mau berkomunikasi
Mata terpejam, kaki mati tujuan
Hasrat tak bisa aku ukir, dalam perjalanan
Mata, kaki, hati hanya terdiam
Tubuh berdiri ditengah perjalanan
No comments:
Post a Comment