Ciri Ciri Puisi – Waluyo (2005:2-13) dalam bukunya
yang berjudul Menulis Puisi menjelaskan bahwa cirri-ciri puisi juga
dilihat dari segi kebahasan atau bentuk yaitu :
Berikut ini dijelaskan ciri-ciri puisi tersebut adalah.
1) Pemadatan Bahasa
Tujuan pengarang melakukan pemadatan bahasa adalah untuk memberi
kekuatan pada kata-kata yang ada dalam puisi. Karena kata-kata yang ada
dalam puisi tersebut berupa kata-kata yang tidak membentuk kalimat dan
alinea, melainkan dalam bentuk bait dan larik, dengan begitu kata-kata
tersebut akan memiliki makna yang luas (Waluyo, 2005:2). Ciri Ciri Puisi
Waluyo (1997) mengemukakan bahwa puisi diciptakan dalam suasana
yang intens dan menurut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Bahwa
puisi selain indah, juga padat. Artinya kata-kata yang digunakan
memiliki banyak makna.
2) Pemilihan kata
Diksi atau pemilihan kata berguna atau berfungsi untuk menyampaikan
gagasan secara tepat. Selain itu, diksi juga berarti kemampuan :
- Memilih kata dengan cermat sehingga dapat membedakan secara tepat nuansa makna gagasan yang ingin disampaikanan.
- Kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa (Wiyanto, 2005:34-35)
Kemampuan memilih dan menyusun kata amat penting bagi penyair, sebab pilihan dan susunan kata yang tepat akan menghasilkan :
- Rangkaian bunyi yang merdu,
- Makna yang dapat menimbulkan rasa estetis (keindahan), dan
- Kepadatan bayangan yang mendalam (Wiyanto, 2005:35). Disamping itu, di dalam memilih kata untuk menulis puisi, ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan, seperti makna kias, lambang, persamaan bunyi atau rima (Waluyo, 2005: 3-7).
3) Kata konkret | Ciri Ciri Puisi
Tujuan penyair mengkonkretkan kata di dalam puisinya adalah agar
pembaca dapat membayangkan dengan lebih hidup apa yang ingin
disampaikannya. Pengkonkretan kata ini sangat penting dalam sebuah puisi
supaya pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengear atau merasakan apa
yang ingin dinyatakan oleh penyair. Dengan demikian, pembaca terlihat
penuh secara batin ke dalam puisi tersebut (Akhadiah, dkk, 1996:190)
4) Pengimajian
Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
memperjelas konkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui
pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar
atau dirasakan ( Waluyo,2005:10). Selain itu Waluyo juga menjelaskan
bahwa pengimajian itu ditandai dengan kata yang konkret dan jelas, baik
imaji tak visual, auditif atau taktil. Ketiganya digambarkan atas
bayangan konkret apa yang akan dihayati secara nyata (Akhadiah,
1996:189).
Pengimajian atau pencitraan terdiri dari tiga jenis yaitu citraan
yang timbul oleh penglihatan disebut citra penglihatan (visual
imagery), citraan yang timbul oleh pendengaran disebut citra pendengaran
(audidtory imagery) dan citraan yang seolah-olah dapat dirasa, diraba
atau disentuh imaji taktil (Pradopo,2002:81).
5) Irama
Ciri Ciri Puisi
Ciri Ciri Puisi
Bunyi di dalam puisi sangat berperan. Bunyi akan menghasilkan rima
dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi atau istilah lain
persajakan. Sedangkan ritma adalah pemotongan-pemotongan basis menjadi
fase yang berulang-ulang sehingga dapat memperindah sebuah puisi
(Akhadiah, 1996:192).
Irama di dalam puisi berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata
fase dan kalimat. Irama juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi
rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan
untuk menciptakan gelombang yang dapat memperindah puisi
(Waluyo:2005:13).
Sebenarnya irama dalam puisi hampri sama dengan irama di dalam
musik, karena keduanya ditentukan oleh ukuran waktu dan tempo.
Perbedaannya, jika dalam music ukuran tempo itu betul-betul bias
mandiri, sedangkan di dalam puisi ukuran tempo tergantung dan banyaknya
bunyi, suku kata, baik pada kata, frase maupun kalimat dalam setiap
basis (pradopo, 1997).
6. Tata Wajah (Tipografi)
Unsur yang membedakan puisi dengan prosa adalah tipografinya.
Namun, seiring perkembangan zaman, bentuk dan penampilan puisi pun
mengalami perkembangan. Ciri Ciri Puisi
Tata wajah merupakan bentuk atau penampilan fisik suatu puisi.
Aminuddin, (1995:146) menjelaskan bahwa tipografi adalah cara penulisan
suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat
diamati secara visual. Peranan tipografi dalam puisi selain menampilkan
aspek artistic visual, juga untuk menampilkan nuansa tertentu. Tujuan
seorang penyair menggunakan tipografi di dalam sebuah puisi adalah untuk
memberikan kesan estetis dalam puisinya, sehingga akan menarik minat
penikmat sastra untuk membaca, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri
bagi seorang penyair jika mampu memberikan bentuk yang menarik dan
berbeda dengan karya lain dalam sebuah puisi.
Jika dilihat dari apa yang disampaikan oleh pengarang pada setiap
karyanya, ada empat ciri-ciri yang dimiliki oleh puisi yaitu tema puisi,
nada dan suasana, perasaan, dan amanat (Waluyo, 2005:17).
Dari keempat ciri-ciri di atas, ciri yang paling penting yaitu tema
dan amanat dari sebuah puisi. Berikut ini akan dijelaskan kedua ciri
tersebut .
1. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair dalam puisinya (Waluyo, 2005:17)
Tema yang banyak terdapat dipuisi adalah tema keutuhan,
kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam,
keadilan, kritik social, demokrasi, kesetiakawanan dan lain-lain.
2. Amanat puisi
Amanat , pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca
setelah membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Sikap dan
pengalaman pembaca sangat berpengaruh terhadap amanat puisi
No comments:
Post a Comment