About

contoh analisis puisi wak Duljangkep, Sindhunata,kehidupan

uraian dibawah ini merupakan contoh analisis puisi dari kumpulan puisi air kata-kata Sindhunata, Puisi ini mewakili karakter dari sosok laki-laki dan perempuan yang menyangkut tentang makna Kehidupan. Kajianannya sebgai berikut:


Gambar di bawah ini merupakan sosok Semar. Gambar Semar dapat diartikan sebagai kesempurnaan hidup. Wajahnya adalah wajah laki-laki tetapi badannya seperti perempuan yang serba bulat dan mempunyai payudara yang berisi. Wajahnya menunjukan bahwa ia berusia lanjut tetapi rambutnya dipotong kuncung seperti anak-anak. Bibirnya tersenyum tetapi matanya mengeluarkan air mata.
Di dalam sosok diri Semar tersimpan karakter wanita, laki-laki, anak-anak, orang dewasa atau orang tua, ekspresi gembira dan ekspresi sedih bercampur menjadi satu. Dengan penggambaran bentuk yang demikian dapat diartikan bahwa Semar merupakan sosok yang sarat misteri.
Namun, pada dasarnya bicara mengenai Semar akan membicarakan pula konsep Ilahiah atau ketuhanan sebab hal yang misteri dan sempurna hanya dimiliki oleh Tuhan. Ajaran Semar dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran pada seseorang untuk menjalani kehidupannya menurut ajaran ketuhanan.
Konsep ketuhanan dapat dilihat pula dari potongan teks puisi di bawah ini. Melalui tokoh Wak Duljangkep konsep ajaran Semar disampaikan oleh Sindhunata. Hal tersebut dapat diketahu dari kata-kata Duljangkep artinya lahirku adaku munculku, hanya untuk jangkep-jangkep, untuk melengkapi dan pelengkap agar semuanya pas.
Kata-kata tersebut dapat diasumsikan bahwa setiap orang dan segala yang diciptakan Tuhan di dunia ini mempunyai fungsi tersendiri. Setiap ciptaan Tuhan pasti mempunyai fungsi di dalam kehidupan, meskipun hanya sedikit fungsi itu. Sebab semua yang diciptakan Tuhan saling butuh-membutuhkan, saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada ciptaan Tuhan yang tidak mempunyai fungsi di dalam kehidupan.

Tipografi pada potongan teks puisi di atas jika diperhatikan secara seksama akan terlihat seperti kelokan-kelokan anak-anak tangga. Anak-anak tangga tersebut dapat diasumsikan sebagai tingkatan fungsi segala yang ada di dunia saling melengkapi. Hal tersebut dapat diketahui melalui kata-kata tanpa aku hidup tidak akan pas karena tidak lenglap, tanpa aku hidup ini seperti sambel tanpa terasi, sayur tanpa garam, kopi tanpa gula, obor tanpa sumbu, pintu tanpa engsel, tumbu tanpa tutup, tuan tanpa hamba, pimpinan tanpa rakyat, cinta tanpa nafsu, rahmat tanpa dosa, Tuhan tanpa manusia.
Tipografi serupa dapat ditemukan juga dari potongan teks puisi di bawah ini dengan asumsi yang sama seperti tipografi di atas. Kata-kata yang menunjukkan hubungan saling melengkapi tersebut adalah Aku hanyalah miskin dan hina, tapi tanpa aku semuanya takkan ada, Aku ini nyaris tiada, tapi ketiadaanku membuat ada.
Dari potongan teks di atas konsep ajaran Semar yang diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata dapat diketahui melalui kata-kata Semar Kuning yang menggiring, menggiring badanku agar dilepaskan, dari kenyataanku jadi samar dalam kerohanianku.
Ajaran Semar juga dapat diketahui pula dari kata-kata Semar hitam, Semar merah, dan Semar putih. Ajaran Semar tersebut ingin menjadikan seseorang menuju kesempurnaan hidup sebagai seorang manusia yang dapat lepas dari nafsu, keserakahan, pengetahuan yang palsu, dan kesombongan menuju manusia yang dapat menjadi pasrah, berbudi luhur, dan rendah hati.
Konsep ajaran Semar yang penuh misteri juga dapat diketahui dari potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkan hal tersebut adalah Ternyata duljangkep adalah misteri, kerendahanhati yang membuat hatiku tenang.
Tipografi potongan teks puisi di atas ini seperti tipografi puisi Sihka Winka karya Sutardji Calzoum Bachri. Tipografi yang dimaksud menyerupai anak-anak tangga zig-zag yang dapat diartikan sebagai lika-liku menjalani kehidupan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk menjadi manusia yang mencapai kesempurnaan hidup harus melalui jalan yang berliku dan tidak mudah untuk dilalui.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa gambar dan teks puisi saling terikat dan bersatu untuk menjelaskan konsep ajaran Semar dalam hidup seseorang. Bahwa setiap ciptaan Tuhan saling melengkapi satu dengan yang lain menurut fungsinya. Jika hendak menjadi manusia utama atau pilihan, yang dapat mencapai kesempurnaan hidup, haruslah menempuh jalanan yang berliku untuk meninggalkan nafsu keduniawian.


semoga bisa bermanfaat,
kalau ingin melihat berbagai analisis puisi, Lihat aja disini.



No comments: