About

puisi Kehidupan"rumah pohon"indhunata

mencoba berkarya dan menghargai sebuah karya dengan menganlisis agar mengetahui makna yang terirat didalmnya, karena kata-kata yang dipergunakan bentuk karya sastra ini dipadatkan dan disebut Puisi. hubungan antara manusia dengan tuhan sangat dioerlukan dikarenanakan kita sebagai makhluk ciptanyaan.

Puisi kehidupan, menyangkut hubungan tersebut hal ini dikarenakan admin ini ingin lebih mendekatkan kepada Sang Pencipta melalui karya Sindhunta dari Kumpulan puisi kehidupan(kategori).

tidak akan pernah lelah meminta agar para pencipta sastra mengkritik admin ini agar kedepan lebih baik dan admin ini lebih bermanfaat(khususunya) untuk para pecinta sastra Indonesia.


Puisi Rumah Pohon
Gambar di dalam potongan teks puisi di bawah ini merupakan sosok lelaki yang telanjang dan tubuhnya merupakan bagian dari pohon (dapat disebut patung dari kayu, atau diartikan tersendiri antara sisi manusia dan pohon). Gambar di bawah ini dapat diartikan sebagai sumber kehidupan (bersifat ketuhanan).
Hal tersebut disebabkan oleh konsep mata satu yang menyerupai salah satu dewa dan sikap tangan pada gambar yang diangkat menyerupai sikap tangan patung Buddha dalam ajaran agama Buddha. Gambar di atas juga dapat diartikan sebagai mencari ketenangan hidup melalui kehidupan yang religius.

Ketenangan yang dimaksud dapat diketahui melalui kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dimaksud adalah selesai sudah pengembaraan, ia pulang kandang, tahu-tahu rumahnya sudah tenang.
Ketenangan yang serupa juga dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dimaksud adalah Kotir sudah pulang kandang, dan rumahnya sudah tenang, dan di rumah pohon dukanya mengilang, mengerjap dalam harapan, tahu-tahu rumahnya sudah tenang.


Di dalam potongan teks puisi di bawah ini pun terdapat ketenangan hidup yang dimaksud dalam diri seseorang, yaitu ketenangan hidup melalui jalan keimanannya. Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata Kotir tak lagi mencari hidupnya, ia sudah pulang ke rumah pohon, dan mendapati rumahnya sudah tenang.



Garis besar gabungan antara gambar dengan teks puisi menunjukkan adanya ketenangan yang diperoleh seseorang setelah ia lelah mengembara (melakukan hal coba-coba). Pengembaraan tersebut dianggap dan dirasakan sangat merisaukan dan tidak menghasilkan hal yang berarti, untuk itulah ia pulang. Berharap kepulangannya merupakan jalan terbaik. Pulang yang dimaksud adalah kembali ke jalan Tuhan, dan pengembaraan yang dimaksud dapat diasumsikan sebagai jalan (hidup) yang menyimpang.

No comments: