Puisi Kehidupan, bertatap muka lagi dengan orang yang berbuat kritis tanpa adanya suatu tindakan, menginginkan sebuah perubahan hanya berdiam diri, tapi jangan salah tafsir admin ini akan berusaha mengkritik tentang dunia Politik dinegara kita. dengan kata-kata yang indah tapi sangat pedas dengan kata yang dipadatkan akan tetapi memilki banyak makna yaitu Puisi. kali ini mengkaji tentang lingkup Kehidupan yang berjudul Lir-ilir karya Sindhunata.
Demikian sedikit ulasan dari saya tentang puisi arti kehidupandalam lingkup politik negeri, silahkan dicerna dan berikan admin kritik saran agar lebih baik lagi dalam memaknai kumpulan puisi kehidupan dari sastrawan tanah air khususnya Sindhunata.
Lir ilir, lir ilir
Demikian sedikit ulasan dari saya tentang puisi arti kehidupandalam lingkup politik negeri, silahkan dicerna dan berikan admin kritik saran agar lebih baik lagi dalam memaknai kumpulan puisi kehidupan dari sastrawan tanah air khususnya Sindhunata.
Lir ilir, lir ilir
telah tumbuh tanamanmu
hijau hijau semilir
sudah datang pengantin baru
anak-anak gembala
memanjat pohon belimbing
licin berlingir-lingir
berlengkai ramping digunungnya
berceru relung dijurangnya
turuk naik anak-anak gembala
dipohon belimbing
lima berlingir
panjat-panjatlah belimbing itu
jangan kau takut licin pinggirnya
belimbing muda lima lingirnya
mencuci putih noda sarungnyaa
Lir-ilir, lir ilir
sarungmu sobek semilir
jahitkanlah pada bulan berjarum lima
lima lingir buah belimbing
airnya mencuci lima inderamu
dadamu tertusuk jarum-jarum bulan
busanamu berlubang senja
Lir-ilir lir-ilir
lihatlah sedang bundar bulannya
sedang luas kalangannya
jangan kau lupa anak-anak gembala
bersorak bersama bulan purnama
bersorak bersama bulan purnama
zamanae zaman edan
munggah bulan numpake dokar
politik sak iki dadi ndangdutan
rakyate kere entek digoyang
seng pentig ora kurang mangan
mangan tempe iwakke tahu
uteke memble morale keliru
zamanae zaman edan
tuku manuk oleh kurungan
politike kentekan program
bokonge inul didol gram-graman
inul-inul bokong-bokongan
politike mungkrtet dadi sak bokong
elite ngedebos omong kosong
zamanae zaman edan
wedang kopi gulane tebu
rakyat gak eroh sapa seng digugu
elite kabeh gak kenek ditiru
kabeh nurut udhele dewe
nguyuh mbengi nyrami latar
elite muntah rakyate lapar
Zamane zaman edan
sega kucing regane sewu
rakyat luwe gak iso ngguyu
rejeki seret gak metu-metu
iku ngono wes nasibe
koruptor watuk hukume beres
kudune dibui malah dadi capres
Zamane zaman edan
tuku jemblem nak wak tulkiyem
wong cilik meneng ketoke tentrem
atine panas getam-getem
wong cilik ora bakal gumuyu
dhendeng goreng dioseng-oseng
celeng dhenggleng kok nyalon presiden
Zamane zaman edan
ketan anget diwuri klopo
bakule eret paare sepi sepa
ekonomi mampet kriisis gak lunga-lunga
sabar terus marakna sara
udan pecok gerimis linggis
sing nduwur cekcok rakyate mringis
Zamane zaman edan
pitik loro dipangan macan
politik ak iki mong cakar-cakaran
rakyat mlarat kurang mangan
kapan rampunge krisis sosial
nompak becak ketabrak cagak
sing mlrat masak seng nduwur ngeciak
Zamane zaman edan
wong cilik meneng ketoke tentrem
atine panas getam-getem
wong cilik ora bakal gumuyu
dhendeng goreng dioseng-oseng
celeng dhenggleng kok nyalon presiden
Zamane zaman edan
ketan anget diwuri klopo
bakule eret paare sepi sepa
ekonomi mampet kriisis gak lunga-lunga
sabar terus marakna sara
udan pecok gerimis linggis
sing nduwur cekcok rakyate mringis
Zamane zaman edan
pitik loro dipangan macan
politik ak iki mong cakar-cakaran
rakyat mlarat kurang mangan
kapan rampunge krisis sosial
nompak becak ketabrak cagak
sing mlrat masak seng nduwur ngeciak
Zamane zaman edan
ndelok arek wedong irunge mekrok
rakyat we nglesot isih ditabok
seng nduwur mlerok lungguh mbegogok
sak iki susah gak karuan
bale bunder gawange bolong
rakyate mblenger janji seng kosong
....
....
rakyat we nglesot isih ditabok
seng nduwur mlerok lungguh mbegogok
sak iki susah gak karuan
bale bunder gawange bolong
rakyate mblenger janji seng kosong
....
....
Dari gambar di dalam potongan teks puisi di atas dapat diasumsikan
sebagai sisi baik dan sisi buruk usaha manusia. Usaha memanah diartikan sebagai
bekerja keras demi mendapatkan yang diinginkan dan kaki diartikan sebagai media
atau tumpuan untuk mencapai hal yang diinginkan tersebut. Bulan di dalam teks
dapat diartikan sebagai keinginan atau harapan/doa sekaligus usia manusia.
Kata lir ilir dapat diartikan
sebagai kesenangan, hidup bahagia dan sejahtera. Untuk mendapatkan kehidupan
yang demikian perlu kerja keras yang ditunjukkan dengan kata-kata panjat-panjatlah belimbing itu dan jahitkanlah pada bulan berjarum lima.
Sebenarnya Lir Ilir versi
tembang Macapat merupakan prinsip
rukun Islam yang ada lima. Bahwa menjadi seorang muslim atau muslimah pilihan
hendaknya dapat melaksanakan rukun Islam yang ada lima tersebut yaitu sahadat
(menyatakan keyakinan pada Allah SWT), shalat, puasa, zakat, dan menunaikan
ibadah haji.
Di dalam puisi Lir Ilir versi
Sindhunata usaha menjadi manusia pilihan tersebut disampaikan tetapi bidang
religi yang dimaksudkan tidak hanya mengenai ibadah ala Islam, melainkan ibadah
dalam arti yang lebih luas, universal dan meliputi berbagai agama dan
keyakinan.
Ibadah-ibadah tersebut dilakukan oleh seseorang dengan kesempatan
seluas-luasnya dengan beragam cara. Kesempatan yang dimaksud adalah usia dan
kondisi kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Hal tersebut dapat diketahui
dari kata-kata lihatlah sedang bundar
bulannya, sedang luas kalangannya.
Dari uraian di atas teks puisi dan gambar memiliki
keterikatan dalam hal menerangkan satu sama lain. Untuk mencapai kesenangan
hidup di dunia dan di akhirat tidak mudah tetapi melalui usaha keras.
No comments:
Post a Comment