Kedudukan SB: disiplin baru dalam kesusastraan Indonesia (khususnya) dan Asia
Tenggara (umumnya)
Batasan SB :
- Telaah dan analisis kesamaan dan
pertalian KS berbagai bahasa dan bangsa
- Kajian pembandingan sastra antar
negara sekaligus membandingkan KS tersebut dengan disiplin lain (seni,
falsafah, sejarah, science, social, politik, agama, dll)
- Ilmu sastra yang mempunyai 3
konsep, yaitu:
a)
Studi sastra lisan (folklor)
mengenai migrasi, serta bagaimana dan kapan masuk ke dalam tulisan sastra
secara artistik
b)
Studi sastra tulisan,
menyangkut hubungan dua KS atau lebih
c)
Studi menyeluruh, mengenai
sastra dunia, sastra umum/universal
ISP meneliti sastra berkerangka supra nasional, yang mempelajari gejala
sastra secara konkret dan kait-mengkait serta dalam perkembangan sastra
2 konsep SB:
- Kajian bandingan sistematis sastra
antar negara dan Paul van Tinghem
- Kajian hubungan sistematis antara
sastra dengan disiplin lain (seni, falsafah, sejarah, science, sosial,
politik, agama, psikologi, ekonomi, dll)
Pelopor SB:
Fernand Baldenspenger, Jean Marte Carre (mazhab lama:
Perancis)—hanya membandingkan dua atau lebih KS.
Penentang:
Mazhab Amerika Serikat (mazhab baru), tidak hanya membandingkan dua
KS atau lebih, tetapi juga membandingkannya dengan disiplin lain (seni,
falsafah, sejarah, science, sosial, politik, agama, psikologi, ekonomi, dll)
SN—sastra yang bicara tentang KS suatu bangsa dan mengenai bangsanya
sendiri serta memakai bahasa negara/bangsa yang bersangkutan.
Kelemahan: bila suatu bangsa tidak mempunyai bahasa nasional (atau bahasa
nasionalnya lebih dari satu)
Beda SB dan SN:
- SB menekankan
hubungan dengan pelbagai macam kebudayaan dan terjemahan, sedangkan SN
tidak memperhatikan masalah tersebut
- Objek kajian SB dan
SN boleh sama, tapi corak dan penanganan masalah di dalamnya berbeda
2 masalah dalam SB:
- Terdapat pengarang menulis KS
dalam bahasa yang sama tetapi dengan nasionalitas berbeda
- Terdapat pengarang negara dan
kebangsaan sama tetapi menulis dalam bahasa/dialek berbeda
SD—KS dari seluruh benua yang berawal dari SN suatu bangsa. KS yang
menjadi SD adalah KS yang meraih nobel atau KS yang agung dan tidak “mati”
diterjang zaman beserta peradabannya, dan diterjemahkan serta dibaca oleh
hamper seluruh umat manusia
Beda SB dan SD: SB dan SD berbeda secara mencolok pada aspek ruang, masa/zaman,
kualitas dan intensity/tekanan
- Dari ruang, SB lebih terbatas
(hanya antara 2 pengarang/negara yang berbeda kewarganegaraannya),
sedangkan SD lebih luas (meliputi seluruh dunia)
- Dari masa/zaman, SD merupakan KS
agung, teruji masa/zaman (tetap digemari pembaca masyarakat dunia sebagai
sastra klasik), sedangkan SB hanya mengkaji KS sezaman tau lain zaman
- Dari objek kajiannya, SB mengkaji
hubungan KS (kesusastraan) dengan disiplin lain, sedang SD tidak mengkaji
hal tersebut
- Dalam kajiannya, SB menggunakan
kaidah tersendiri, sedangkan kajian SD tidak menggunakannya, sebab KS
diteliti secara mandiri.
SU—mula-mula berarti poetika (teori dan prinsip sastra), kemudian
mempelajari gerakan/aliran yang melampaui batas bangsa dan negara
- Kajiannya bertumpu pada masalah
yang berhubungan dengan aliran, permasalahan dan teori untuk kepentingan
dan tujuan umum atau karena kepentingan estetika
Seperti: kajian kritis terhadap sejumlah
teks/KS
Beda SB dan SU: kajian SB perlu kaidah khusus, sedang SU tidak
Simpulan:
- SB: kajian kesusastraan yang
menyeberangi batas (negara)
- SN: kajian kesusastraan yang ada
dalam lingkungan (negara) sendiri
- SU: kajian kesusastraan yang
mengatasi dinding batas (negara) atau berada tinggi di atas dinding batas
(negara)
Keterangan:
- SB: sastra bandingan
- SN: sastra nasional
- SD: sastra dunia
- SU: sastra umum
- KS: karya sastra
RESUME BAB II
GEJALA PENGARUH DALAM
SASTRA BANDINGAN
Kajian sastra bandingan: pengaruh
Permasalahan dalam kajian pengaruh: hubungan tema, sikap dan teknik antar
pengarang atau antara dua kumpulan KS yang berlainan etnik, tetapi tidak
berkaitan dengan biografi pengarang dengan karyanya
Pendekatan biografi yang dikaitkan dengan karya (dilakukan Jeane Marie Carre)
berkembang menjadi kajian mengenai masalah yang nyata dalam pengaruh yang
menggunakan pandangan inter-literature saja, bukan intra literature (mencari
persamaan dan perbedaan pada satu lingkungan sastra nasional
Kritikus Amerika menolak pendekatan yang dilakukan Carre, karena ia mengkaji masalah empiric
saja; sastra adalah seni
Empirik + estetik + sejarah sastra → pengaruh dalam karya kreatif
Sejarah sastra da kritik sastra haruslah dilakukan bersama dalam menilai karya sastra
Ilhab Hasan (mazhab baru)
+ Gullen tidak meletakkan kajian pengarang sebagai kegiatan penting dalam
kajian SB
Haskel Block berpendapat bahwa kajian
pengaruh dikonsepkan sbb:
- Seni/penciptaan seni menggunakan
masa lalu sebagai inspirasi
- Faktor korelasi antar pengarang
- Sesuatu wujud yang tak disengaja;
mungkin hanya sama nama
- Sumber terus proses penciptaan
- Sesuatu yang menjurus pada hal
yang tidak mudah dilihat mata; hal ini sebagai estetik dalam KS yang
dikaji
Haskel melihat pengaruh
bermanfaat bagi pengarang
Masalah pengaruh harus dikaji oleh pengkaji berwawasan sastra luas di dalam dan luar premis sastra
nasionalnya
Prasyarat pengkajian pengaruh:
- Pengaruh harus memberi wawasan
pada dua pribadi yang menjadi bahan kajian
- Pengkaji harus membina imajinasi
dan sensitivitas membaca yang tinggi dan baik
- Pengkaji harus membina konsepsi
sejarah kesu sastraan dan hubungan antara sejarah sastra dan kritik sastra
- Penggunaan aspek pengaruh pada
skop dan batas yang tepat
- Pengaruh merupakan bagian
intrinsic pengalaman mengarang dan ilmu sastra seseorang pengaruh amat
tinggi nilainya pada seorang pengarang dan sulit dipisahkan kala
(pengaruh) itu telah mendarah daging pada diri pengarang yang bersangkutan
Pengkaji harus berwawasan luas, mampu membandingkan pengetahuan yang
belum dan yang baru didapatkan
Proses pengaruh:
Sumber ——→ ——→ ——→hasil
karya
Transmisi dan reorganisasi
Proses penggunaan pengaruh
3 kelemahan proses
transmisi pengaruh:
- Memberi implikasi bahwa pengaruh
merupakan hubungan hakiki sumber dan karya
- Memberi implikasi terlalu
mendekatkan dua KS (KS sumber dan KS yang kemudian) sedangkan hal
sebenarnya tidak selalu terjadi
- Pengaruh sering keliru dengan
persamaan teks yang menjurus plagiatarisme
No comments:
Post a Comment