Contoh analisis puisi, bertemu lagi dengan admin yang berusaha tidak akan bosan untuk membedah dan menganalisis puisi. admin ini menyajikan analisis yang menggunakan tepri Semiotika dan tipografi karena dilihta dari bait puis yang berkelok-kelok.
Kumpulan analisis puisi, disini akan menyajikan beberapa macam analisis tentang puisi, dimana Puisi yang diambil dari karya orang lain atau tokoh Sastrawan, agar mengetahui makna yang terkandung didalam puisi tersebut. untuk lebih jelasnya dalam menganalisis puisi sebgai berikut:
mengharap untuk krtik dan saran guna memperbaiki analisis selanjutnya.
Puisi Mantra Tolak Bala
Kumpulan analisis puisi, disini akan menyajikan beberapa macam analisis tentang puisi, dimana Puisi yang diambil dari karya orang lain atau tokoh Sastrawan, agar mengetahui makna yang terkandung didalam puisi tersebut. untuk lebih jelasnya dalam menganalisis puisi sebgai berikut:
mengharap untuk krtik dan saran guna memperbaiki analisis selanjutnya.
Puisi Mantra Tolak Bala
Puisi Mantra Tolak Bala merupakan puisi yang isinya hanya berupa
mantra-mantra (doa-doa) seseorang kepada Sang Pencipta untuk meminta
keselamatan dalam menjalani kehidupannya. Hal tersebut dapat diketahui dari
kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dapat
menunjukkan hal tersebut adalah Suminggaha
kabeh sing Allah (singgah/datanglah semua yang merupakan hal mengenai
ketuhanan), Sumingkira kabeh sing dudu
Allah (pergilah semua yang bukan merupakan hal mengenai ketuhanan).
Gambar yang menyerupai sapu yang terdapat di dalam
potongan teks puisi di bawah ini dapat diartikan sebagai kekuatan gaib. Sebab
biasanya bentuk (senjata) sapu tersebut diidentikkan sebagai senjata penyihir
orang-orang Barat bisa dilihat.
Hal tersebut didukung pula mantra yang berbunyi:
Ya Maraja Jaramaya, Ya marani niramaya,
Ya silapa palasiya, Ya midoro doromiya, Ya midosa sodomiya, Ya dayuda dayudaya,
Ya siyaca cayasiya, Ya si hama, maha siya
(di dalam potongan teks di atas) yang sekaligus membentuk tipografi
anak-anak tangga yang dapat diasumsikan sebagai penyampaian permohonan kepada
Tuhan (memanjatkan doa) agar diberikan keselamatan.
Kata-kata Tan pinisah jagad lan aku
(tak terpisahkan antara dunia dan diriku), Allah jumeneng ing antarane jagad lan aku (Tuhan berdiri di
antara dunia dan diriku), Teguhna tetemu
telu iku (singgah, datangkan atau teguhkan pertemuan ketiga hal itu), Tebihna pepisah telu iku (jauhkanlah
segala sesuatu yang dapat memisahkan ketiga hal itu) di dalam potongan teks
puisi di atas merupakan kata-kata yang diucapkan pembaca mantra untuk
menghimpun kekuatan. Ketiga hal yaitu tetemu
telu dan pepisah telu adalah
unsur diri sendiri (manusia), Tuhan, dan dunia atau kekuatan yang dapat
menjadikan ia selamat.
Di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat
dikethui adanya harapan seseorang untuk menjadikan kehidupan dirinya sendiri
hidup damai tentram dengan sesamanya. Hal tersebut dapat diketahui dari
kata-kata di dalam teks puisi. Kata-kata yang dapat menunjukkan hal tersebut
adalah Manungsa padha rerangkulan (manusia
saling berpelukan), Raketna sing padha
rangkulan (eratkan manusia yang sudah saling berpelukan), Cedhakna sing ora gelem rangkulan (dekatkanlah/jadikanlah
dekat manusia yang tidak mau saling berpelukan).
Di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat
diketahui adanya keyakinan bahwa permohonan doa yang telah diucapkan kepada
Tuhan pasti akan dikabulkan. Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di
dalam teks puisi. Kata-kata yang dapat menunjukkan hal tersebut adalah Pangarep-arepku tetep mbalendhuk (pengharapanku
tetap akan dikabulkan), Merga sihing
Allah ora tau mliyak-mliyuk (karena kasih Tuhan tidak pernah
menyimpang/ingkar).
Untuk menjadi orang yang hidupnya tentram, aman, dan selamat dengan
membaca mantra keselamatan tersebut hendaknya seseorang melakukan hal yang
dapat mengendalikan jahat perbuatan di dalam dirinya. Hal tersebut dapat
diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata
yang dapat menunjukkan hal tersebut yaitu:
1.
Paringa pakerti ing ala kula, saderenge kula tumindhak ala
(berikanlah peringatan buruk pada diriku, sebelum aku bertindak buruk)
2.
Paringa pakerti ing aneh kula, saderenge kula tumindhak aneh (berikanlah
peringatan yang aneh, sebelum aku bertindak aneh)
Paringa pakerti ing
lepat kula , saderenge kula tumindhak lepat (berikanlah
peringatan lupa dalam diriku, sebelum aku bertindak lupa)
1.
Paringa pakerti ing edan kula, saderenge kula tumindhak edan (berikanlah
peringatan di dalam kegilaanku, sebelum aku bertindak gila)
2.
Paringa pakerti ing apes kula, saderenge kula tumindhak apes (berikanlah
peringatan sial dalam diriku, sebelum aku bertindak sial)
3.
Paringa pakerti ing peteng kula, saderenge kula tumindhak peteng (berikanlah
peringatan gelap dalam diriku, sebelum aku bertindak gelap)
4.
Paringa pakerti ing getun kula, saderenge kula tumindhak getun (berikanlah
peringatan mengecewakan dalam diriku, sebelum aku bertindak mengecewakan)
Di dalam puisi Mantra Tolak Bala
dapat diketahui besarnya kekuasaan dan kebesaran Tuhan melalui diri manusia.
Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di
bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkan hal tersebut yaitu:
1.
Allah mung duwe tanganku, kanggo nindakake pakaryan-E (Tuhan hanya
punya tanganku, untuk melaksanakan pekerjaan/perintahNya) ——> pada huruf kapital
E menunjukkan Tuhan
2.
Allah mung duwe sikilku, kanggo nggawa pepadhaku ing wewengkon- E
(Tuhan hanya mempunyai kakiku, untuk membawa sesamaku di dalam kekuasaanNya) ——>
pada huruf kapital E menunjukkan Tuhan
Allah mung duwe
cangkemku, kanggo martakake kaagungan-E, Ya mung srana aku (Tuhan hanya mempunyai mulutku, untuk mengabarkan
keagunganNya, ya hanya dengan melalui diriku) ——> pada huruf kapital N (Ne)
menunjukkan Tuhan
Di dalam puisi Mantra Tolak Bala
dapat diketahui kekuatan mantra yang dapat mengusir segala kejahatan dari dunia
gaib. Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi
di bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkan hal tersebut adalah Jim setan datan purun, Paneluhan tan ana
wani (Jin setan tidak ada yang mau/bisa datang, santet/guna-guna tidak ada
yang berani/datang).
Arti mantra di dalam puisi Mantra
Tolak Bala dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di
bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkan hal tersebut yaitu:
1. Ya Maraja Jaramaya, Allah
ing ngarepku ngenerke aku (Tuhan ada di depan/hadapanku menjadikanku benar)
2. Ya marani niramaya, Allah ing sisihku ngrangkul
aku (Tuhan ada di sisiku memelukku)
3. Ya silapa palasiya, Allah ing mburiku ngayomi
aku (Tuhan ada di belakangku melindungiku)
4. Ya midoro doromiya, Allah ing ngisorku nampani
aku (Tuhan ada di bawahku menangkapku)
5. Ya midosa sodomiya, Allah ing njeroku nglipur
aku (Tuhan ada di dalam diriku menghiburku)
6. Ya dayuda dayudaya, Allah ing kupingku mbelani
aku (Tuhan ada di telingaku membelaku)
7. Ya siyaca cayasiya, Allah ing dhuwurku mberkahi
aku (Tuhan ada di atasku memberkahiku)
Ya si hama maha siya, Allah ing atiku manunggal
karo aku (Tuhan ada di hatiku menyatu denganku)
Ternyata mantra di dalam puisi Mantra
Tolak Bala yang membentuk tipografi seperti anak-anak tangga (yang dapat
diasumsikan cara seseorang untuk memanjatkan doa) kata-kata terakhir dari
setiap kalimat mantra (yang kedua) dibentuk dari kata-kata yang dibaca terbalik
(dari belakang ke depan) kalimat mantra yang pertama. Hal tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.
Kata Jaramaya dari kata Ya Maraja yang
dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
2.
Kata niramaya dari kata Ya marani
yang dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
3.
Kata palasiya dari kata Ya silapa yang
dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
4.
Kata doromiya dari kata Ya midoro yang
dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
5.
Kata sodomiya dari kata Ya midosa
yang dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
6.
Kata dayudaya dari kata Ya dayuda yang
dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
7.
Kata cayasiya dari kata Ya siyaca
yang dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
8.
Kata maha siya dari kata Ya si
hama yang dibaca terbalik (dari belakang ke depan)
Gambar dan teks puisi di dalam puisi Mantra
Tolak Bala saling terikat untuk menunjukkan adanya kekuatan mantra tersebut
bila diucapkan seseorang untuk mendapatkan keselamatan hidup dan jauh dari kejahatan
yang berasal melalui hal-hal gaib serta menunjukkan betapa Tuhan sangat
berkuasa atas diri manusia.
No comments:
Post a Comment