About

analisis Puisi "Ciu Semar"

Analisis puisi, berjuang merubah sesuatu yang kita ingin tahu apa yang ada didepan, begitu juga dengan admin ini selalu penasaran dengan, apa yang terkandung dan pesan apa yang hendak disampaikan pengarang. Analisis puisi, dapt membantu meberikan contoh analisis dan juga memberikan manfaat saat pembaca admin mengetahui makna yang ada didalamnya. memang dalam analisis puisi ini sangat tidak etis ketika terdapat kata ciu, akan tetaapi pengarang tidak hanya memaparkan hal yang kasar tersebut, sebelum para agan membaca dan mendalami kandngan yang sebenarnya. Analisis puisi ini memanfaatkan teori semiotika yang selalu memanfaatkan tanda-tanda ikoni yang tersebar disekelilingnya.
Contoh analisis puisi, admin yang selalu berusaha menyajikan sebuah contoh analisis puisi, dimana banyak terdapat banyak analisis puisi yang menggunakan teori semiotika, inilah sebuah realita yang belum kita pahami tentang makna dan fungsi dari tanda-tanda didalam maupun diluar karya sastra.

Puisi Ciu Semar
Ciu merupakan salah satu jenis minuman beralkohol. Gambar tulisan kata semar di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat diasumsikan sebagai kebijaksanaan dan keseimbangan seseorang yang hanya tinggal setengah atau hilang sama sekali karena terpengaruh minuman beralkohol





Tipografi yang ditulis bergelombang dan naik turun di dalam potongan teks puisi di atas dapat diartikan sebagai kemabukan seseorang (kondisi seseorang dalam keadaan mabuk). Seseorang yang sedang mabuk akal pikirannya tidak stabil dan tidak sadar perbuatannya destruktif (bersifat merusak, baik diri sendiri, orang lain, maupun semua benda yang ada di sekitarnya). Sisi baik manusia (yang dilambangkan sebagai Semar) hilang dan terganti dengan perilaku yang dapat mencelakai diri sendiri dan orang lain.
Hal tersebut juga dapat diketahui dari kata-kata dalam potongan teks puisi di atas. Kata-kata yang dapat menunjukkannya adalah orang-orang berperut besar dan bundar, tergeletak mabuk seperti Semar, dan sekarang Semar mendem adalah kemabukan, yang membuat orang lupa, bahwa semuanya adalah samar, dan Di mana-mana Semar mendem berkeliaran, dalam diri orang mabuk kekuasaan (kemabukan juga diartikan sebagai sifat serakah seseorang akan kekuasaan cenderung melakukan hal-hal tercela demi mendapatkan yang diinginkan).
Gambar dan teks puisi di dalam puisi Ciu Semar saling terikat dan terkait untuk menunjukkan adanya sifat destruktif seseorang yang sedang dalam keadaan mabuk akal/pikiran dan hatinya tidak sadar. Kemabukan itu pun juga diibaratkan sebagai perilaku menyimpang seseorang yang menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan atau hal-hal yang diinginkan.

No comments: