"Tragedi Winka dan Sihka" Karya Sutardji Calzoum Bachri
KRITIK SASTRA
bagi para pecinta sastra, Kritik sastra merupakan sebuah tindakan yang sangat menyenangkan karya sastra mencangkup empat fase
kehidupan diantaranya manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan sekitar, manusia dengan problem pribadi, dan manusia dengan Tuhan. puisi ini termasuk puisi kotemporer, kenapa demikian...? karena Puisi kontemporer
menonjolkan permainan kata dan kata sudah tidak dibebani makna, tidak
lagi dipandang sebagai karya sastra yang terikat, tetapi puisi bebas
yang diciptakan untuk menyampaikan gagasan. dan juga Sutardji Calzoum Bachri merupaka pelopor puisi kotemporer.
puisi Sutardji sangat terkenan dengan pembebaskan kata-kata dari beban makna hal ini dilakukan dengan maksud agar para pembaca
dapat menangkap dan memahami pesan yang terkandung dalam karyanya dan
supaya karya sastra dapat mengekspos dan memberikan manfaat tentang cara pandang terhadap
suatu hal.
TRAGEDI WINKA DAN SIHKA
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
TRAGEDI WINKA DAN SIHKA
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Puisi Tragedi Winka dan Sihka merupakan puisi Sutardji Calzoum yang sangat terkenal dikalangan pecinta puisi bahkan orang awampun sedikit mengetahui tentang puisi ini, sehingga dapat dikata bahwa puisi Tragedi Winka dan Sihka cukup fenomenal. Puisi terkenal dngan diksinya yaitu bentuk dan cara penulisannya yang sering disebut tipografi sehingga puisi ini bisa dikatakan sangat berbeda dengan puisi pada umumnya.
Tipografi dalam KBBI (2007 : 451) adalah ilmu cetak. Atau dengan kata lain, tipografi yaitu suatu ukiran bentuk dalam menyusun puisi. Dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka kata-kata disusun secara zigzag dan yang merupakan ciri khas dan yang menjadikan berbeda dengan lainnya. diksi dalam hal inillah yang memberikan unsur keindahan atau estetika yang khas, dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka segi penulisannya tidak semata-mata hanya kata-kata belaka saja melainkan ada makna dan pesan yang terirat yang hendak disampaikan pembacanya. Selain itu, teknik persajakan juga berbeda dengan memotong-motong kata dan suku katanya dibalik-balik sehingga dalam memaknai timbul kesulitan, contohnya kata Winka dan Sihka. Tentu saja tidak akan bisa langsung ditafsirkan begitu saja walaupun melihat kamus karena hal ini merupakan salah satu strategi pembebasan makna oleh Sutardji.
Tipografi dalam KBBI (2007 : 451) adalah ilmu cetak. Atau dengan kata lain, tipografi yaitu suatu ukiran bentuk dalam menyusun puisi. Dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka kata-kata disusun secara zigzag dan yang merupakan ciri khas dan yang menjadikan berbeda dengan lainnya. diksi dalam hal inillah yang memberikan unsur keindahan atau estetika yang khas, dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka segi penulisannya tidak semata-mata hanya kata-kata belaka saja melainkan ada makna dan pesan yang terirat yang hendak disampaikan pembacanya. Selain itu, teknik persajakan juga berbeda dengan memotong-motong kata dan suku katanya dibalik-balik sehingga dalam memaknai timbul kesulitan, contohnya kata Winka dan Sihka. Tentu saja tidak akan bisa langsung ditafsirkan begitu saja walaupun melihat kamus karena hal ini merupakan salah satu strategi pembebasan makna oleh Sutardji.
Tipografi zigzag merupakan bentuk yang sangat jelas tampak didalam puisi ini yang merupakan suatu perkawinan
adalah sesuatu yang sulit yang membutuhkan suatu perjuangan. Jika dilihat dari penulisannya yang semakin
kemiringan, menceritakan bahwa Lakon-lirik mengalami masalah yang semakin sulit. Bentuk kata-kat yang seolah bergelombang menandakan atau menggambarkan bahwa
pasang surutnya suatu kehidupan. dengan kata lain bahwa suatu pernikahan pertama-tama akan mengalami suatu kebahagiaan, seiring berjalannya waktu permasalahan-permasalah silih berganti.
Tragedi adalah suatu
peristiwa yang berakhir dengan tangisan. Sedangkan kata Winka dan Sihka
merupakan kata yang tidak mempunyai makna atau ambigu, akan tetapi kalau dikaitkan dengan bait-bati dibawahnya seperti tiga suku kata berikut yaitu win, ka, sih , dari kata-kata tersebut seolah-olahmembentuk kata benda yang dapat diartikan maknanya yaitu Winka dan Sihka, dan yang menggambarkan suatu keadaan yaitu kawin dan kasih. kata ini mempunyai arti konotasi
yaitu sautu perkawinan dengan penuh kebahagiaan dan selimuti kasih sayang. Kata
kawin ditulis sampai 5x mewakili suatu waktu baik 5 tahun, 5 hari 5 minggu, atau 5 bulan, yang menjerumus mengenai usia perkawinan tersebut.
Akan tetapi, pada bait selanjutnya kata kawin terputus-putus yang mewakili arti perkawinan sudah tidak harmonis lagi karena muncul masalah-masalah rumah tangaga sehingga menimbulkan pertengkaran antara suami dengan istri. Pada akhirnya terjadi tragedi winka dan sihka yaitu sebuah perceraian. percerian ini mengakibatkan kehilangan rasa cinta atau sayang yang dulu ada sudah hilang, diperjelas dengan kata ka disambung dengan ku berarti kaku.
Akan tetapi, pada bait selanjutnya kata kawin terputus-putus yang mewakili arti perkawinan sudah tidak harmonis lagi karena muncul masalah-masalah rumah tangaga sehingga menimbulkan pertengkaran antara suami dengan istri. Pada akhirnya terjadi tragedi winka dan sihka yaitu sebuah perceraian. percerian ini mengakibatkan kehilangan rasa cinta atau sayang yang dulu ada sudah hilang, diperjelas dengan kata ka disambung dengan ku berarti kaku.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Kawin adalah persatuan, dan winka adalah perceraian. Kasih berarti cinta, sedangkan sihka berarti kebencian. Kawin dan kasih adalah sebuah kebahagiaan, sedangkan winka dan sihka adalah kesengsaraan dan kebencian. Bila kawin dan kasih menjadi winka dan sihka, maka itulah tragedi kehidupan yang berarti suatu cobaan dalam sebuah rumah tangga . Kehidupan yang tidak akan selalu bahagia tetapi juga merasakan kesedihan, ergantung bagamana cara kita menanggapi dan memecahkan hal tersebut.
No comments:
Post a Comment