About

contoh analisis Puisi Si Boy Melihat Dua

Analisis Puisi, sebuah tindakan yang relefan dan nyata untuk mencari sebuah makna dari sebuah Puisiyaitu Analisis Puisi. banyak berbagai cara untuk menyikapi dan mencintai sebuah Puisi diantranya dengan Analisis terebut. teori yang digunakan juga bermacam-macam, untuk kali ini admin ini menggunakan teori Semiotika.

Contoh Analisis Puisi, didalam admin ini terdapat kumpulan dan Contoh analisis Puisi. hal ini dilakukan agar para pecinta sastra lebih mudah mengakses tentang dunia Analisis Puisi. analisis sangatlah bermanfaat diantaranya untuk menyeleaikan tugas kuliah dan pesan yang didalam Puisi tersebut dapat dijadikankan cermin untuk Kehidupan sehari-hari.


Analisis Puisi Si Boy Melihat Dua
Gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini menunjukkan profil Si Non (digambarkan sosok wanita bertubuh seksi/berisi secara proporsional sedang memakai topi bentuk koboi dan mengangkat roknya hingga setinggi paha) yang dimaksudkan di dalam teks. Hal tersebut menunjukkan bahwa Si Non tipe orang yang genit atau penggoda. Kecantikan Si Non digunakan untuk memikat hati Si Boy (di dalam teks puisi digambarkan seorang tentara).

 
Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkannya adalah Cik lelap ketiduran, ado roknya tinggi terangkat, putih pahanya dari pualam, dingin disiram air hujan, Si Boy ingat cik pe’ pesan (dapat diasumsikan ajakan untuk melakukan hubungan seksual), burungnya mesti dimasukkan (dapat diasumsikan sebagai hubungan seksual), dan seharusnya cipta ia heningkan, malah Si Non ia lamunkan.




Gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini menunjukkan profil Si Boy yang selalu teringat keseksian dan sensualitas yang dimiliki Si Non (digambarkan puting payudara di atas dada seragam tentara Si Boy) sehingga membuat Si Boy tidak konsentrasi atau fokus terhadap tugasnya sebagai abdi negara. Ingatan Si Boy hanya kepada Si Non.
Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkannya adalah Di dada baju tentara Si Non kehilangan dua kancingnya, Komandan kasih periksa, komandan girang melihat tak pernah ia meraba sepasang kancing, nikmat rasanya seperti puting (asumsi yang ngeres atau tidak senonoh karena kancing baju dibayangkan/dikhayalkan seperti puting payudara Si Non).






Gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini menunjukkan tidak adanya konsentrasi atau fokus dari seorang tentara (yang identik sebagai pembela tanah air) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pembela tanah air dan bangsanya. Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dapat menunjukkannya adalah Pasukannya hanya bergerak ke kanan ke kiri, pantas kaki mereka tak ke depan selangkah jua (dapar diartikan bahwa di dalam melaksanakan tugas seenaknya, semua tugas dilaksanakan asal-asalan dan tidak membawa hasil yang memuaskan serta mencapai target).Kata-kata kenapa ngana berperang, sedang hidup ini indah dan senang, Tak usah bfaba pergi ke garis depan, kenapa hidup mesti menuju akhir, bila boleh ngana bersenang di pinggir-pinggir di dalam teks puisi di bawah ini  dapat diasumsikan sebagai ajakan untuk tidak berperang sebab perang (meskipun demi mencapai kemerdekaan) banyak sekali meminta pengorbanan jiwa, raga, dan harta rakyat. Akibat yang ditimbulkan dari perang sangat banyak terutama trauma psikis dari korban perang (yang paling banyak adalah para wanita dan anak-anak).

 




Gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini menunjukkan adanya ketidakinginan seseorang (Si Boy) untuk menjadi tentara (celana pendek bermotif seragam tentara dapat diartikan sebagai tentara yang tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik) lagi karena tidak tahan terhadap godaan wanita (tentara bertugas ke medan perang yang selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pulang ke rumah/keluarganya). Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata Si Boy meninggalkan barisannya, tak mau lagi ia jadi tentara dan Tertawa gembira sekarang Si Boy melihat dua, nonton Si Non berpaha jingga. Tipografi di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat diartikan turun dan naik atau suka dan duka menjadi tentara.







Gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini menunjukkan profil Si Boy sebagai tentara pembela tanah air (digambarkan sosok orang yang merokok dan berambut kribo, padahal menjadi tentara tidak boleh merokok dan harus berpenampilan rapi) yang tidak dapat menahan diri terhadap godaan wanita (digambarkan dengan pisang dan tempat tidur yang tertutup kelambu, menandakan adegan ranjang atau berhubungan intim). Hal tersebut juga dapat diketahui dari kata-kata Si Boy jadi ingat Cik pe’ pesan, bila nanti hujan datang, Cik pe’ rok meti diangkat, dan masukkan burung ke dalam. 








Gambar dan teks puisi di dalam puisi Si Boy Melihat Dua saling terikat dan terkait untuk menunjukkan tidak loyal atau setianya seorang tentara pembela tanah air sebab tidak tahan terhadap godaan wanita. Seorang tentara harus siap selalu melaksanakan tugas dan membela tanah air dan bangsa, bukan seorang pengecut yang mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya.

No comments: