About

Analisis Puisi Menguak Selendang Maya

Analisis Puisi, banyak posting yang mencangkup dunia sastra akan tetapi admin ini mencoba-mencoba..toh kalaupun diterima, tapi jangan pergi dulu sebelum membaca keeluruhan dari Contoh Analisis Puisi ini, karena besar kemungkinan beguna untuk kaum pelajar yang masih mengerjakan tuga sekolahnya. masih banyak lagi Analisi Puisi , ikuti saja perjalan admin ini agar dapat dijaddikan sebuah referensi dalam dunia sastra khsnya dunia Puisi.

Analisis Puisi Menguak Selendang Maya
Di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat diketahui bahwa kejahatan manusia (digambarkan sebagai celeng) semakin merajalela atau menjadi-jadi seiring perkembangan (majunya) peradaban manusia. Hal tersebut juga dapat diketahui dari kata-kata di dalam teks puisi. Kata-kata yang dimaksud adalah Yang seharusnya bijak ternyata menceleng (menjadi jahat seperti sifat jahat celeng), menipu dan berbohong lebih daripada dulu, Yang dititipi kuasa malah menceleng (penguasa atau pemerintah yang merupakan wakil rakyat), menindas dan menggusur lebih daripada dulu (yang seharusnya melindungi dan menyejahterakan kehidupan rakyatnya justru membuat rakyat menderita), Yang sudah berpunya makin menceleng (orang-orang yang kaya), mengeruk harta dan serakah lebih daripada dulu, Yang seharusnya suci malah menceleng (orang yang dijadikan teladan hidup), pura-pura murni dan makin munafik lebih daripada dulu.



Hal serupa juga dipertegas dengan kata-kata Zaman memberi kita teka-teki, mengapa makin kita merasa beradab, makin kita menjadi celeng di dalam teks puisi di atas. Lebih tegas lagi ditunjukkan dengan kata-kata Celah di mana seharusnya Tuhan masuk, ternyata celah di mana setan keluar, karena pada mulaya kita adalah celeng yang terdapat di dalam potongan teks puisi di  bawah ini.
Hal tersebut juga dipertegas gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Sifat jahat manusia harus ada yang dapat menginsafkan atau menyadarkannya. Oleh karena itu harus ada seseorang yang menjadi juru penyelamat mereka. Orang tersebut merupakan orang yang disegani dan jauh dari sifat kejahatan dan tercela (digambarkan dengan seseorang yang berada ditengah-tengah kerumunan celeng).

Gambar dan teks puisi di dalam puisi Menguak Selendang Maya saling terikat dan terkait untuk menunjukkan adanya orang yang dapat menguak selendang maya (menyadarkan dan menginsafkan manusia yang berbuat kejahatan dan tercela) tersebuta

No comments: