Analisis Puisi, memanglah admin ini hanya sebagai pemuda yang belum tahu betul tentang dunia Sastra khususnya Contoh Analisis Puisi, disamping admin ini sedikit memberikan sebuah posting tentan Analisis Puisi karya Sapardi Djokodamono, sebagai bahan pembelajaran diri sendiri, karena tanpa kita melangkah atau bertindak kita tidak akan mengerti kekurangan pada diri kita sendiri, sehingga kritik dan saran anda semua akan membantu dalam pembenahan dunia Analisis Puisi, berikutnya..!!!!
SALAM BUDAYA...!!!
Tentang Matahari
Oleh: Sapardi Djoko Damono
Matahari yang di atas kepalamu itu
adalah balonan gas yang
terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah
bola lampu
yang di atas meja ketika
kau menjawab surat-surat
yang teratur kau terima
dari sebuah alamat,
adalah jam weker yang
berdering
sedang kau bersetubuh,
adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil
itu sambil berkata:
"Ini matahari! Ini
matahari!"
Matahari itu? Ia memang
di atas sana
supaya selamanya kau
menghela
bayang-bayangmu itu.
A. Analisis Makna Puisi
1. Makna Esensial
Makna esensial merupakan makna yang mendasar atau
makna keseluruhan sering dijumpai diakhir kalimat, atau dapt disebut juga sebagai klimaks, sehingga tanda-tanda yang tersebar dapat menentukan makna keseluruhan yang ada didalam Puisi. Makna esensial pada puisi Tentang Matahari karya Sapardi Djoko Damono
tersebut mengggambar suatu kehidupan baik waktu dulu, sekarang atau yang akan datang dengan disimbolkan Matahari.
2. Kata
Kunci
kata
yang sering diulang penyair dalam puisinya, sehingga dapat mempermudah dalam Analisis Puisi misalnya kata yang menujukan waktu
dan tempat, kata asing, atau kata yang sengaja diberi garis bawah, mencetak miring, dan sebagainya.
Kata kunci yang terdapat
dalam puisi Tentang Matahari karya
Sapardi Djoko Damono ini adalah kata /matahari/. kata ini sering diulang-ulang oleh pengarang. Kata /matahari/
dalam puisi itu disebutkan dengan berbagai ungkapan. Ungkapan yang
menandakan /matahari/ terdapat pada
larik kedua /adalah balonan gas yang
terlepas dari tanganmu/. Pada larik ini ungkapan yang menandakan /matahari/ adalah kata /balon gas/. kata /balon gas/ diibaratkan /matahari/ karena balon secara sepintas memilki bentuk yang sama dengan Matahari
dan gas merupakan sesuatu yang panas. dengan kata lain bahwa matahari berbentuk bulan dengan cahaya sinarnya yang begitu panas.
Larik puisi ketiga /waktu kau kecil, adalah bolam lampu/ ini
memiliki ungkapan yang menandakan /matahari/.kata yang menandakan /matahari/ yaitu kata /bolam lampu/. kata /Bolam
lampu/ ini menandakan /matahari/ karena
/bolam lampu/ secara sepintas orang mengatakan bahwa bolam berbentuk bulat dan kalau disentuh setelah beberapa menit nyala akan panas, sehingga dengan kata lain /Bolam
lampu/ merupakan sesuatu yang
memancarkan sinar yang panas sama seperti /matahari/.
Larik puisi yang
menandakan ungkapan /matahari/ yaitu
terdapat pada larik ketujuh yaitu larik /sedang
kau bersetubuh, adalah gambar bulan/. Ungkapan /gambar bulan/ pada larik itu merupakan ungkapan yang menandakan /matahari/. Ungkapan /gambar bulan/ ini menandakan /matahari/ karena bentuk matahari yang
begitu bulat sama seperti bulan pada saat bulan purnama.
3. Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya
bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan
dari kata Latin stilus, yaitu semacam
alat untuk menulis pada lempengan lilin. Gaya bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian
kata, frasa, atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu.
secara umum gaya adalah cara mengungkapkan
diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, cara dandan, berjalan dan sebagainya. hal ini dikaitkan dengan penggunaan gaya dalam puisi yaitu gaya bahasa, styyle pengarang dalam menggunakan bahasa disetiap baitnya.
Puisi Tentang Matahari karya Sapardi Djoko Damono
menggunakan gaya bahasa perumpamaan. Gaya bahasa perumpamaan
merupakan perbandingan dua hal yang sebenarnya berlainan, tetapi sengaja
dianggap sama. Perbandingan ini secara eksplisit menggunakan kata seperti,
bagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana seperti pada:
a. larik pertama /Matahari yang di atas kepalamu itu/
b. larik kedua /adalah balon gas yang terlepas dari tanganmu/ larik kedua yang menujukan kata /balon gas/ menandakan /matahari/.
c. Larik ketiga /waktu kau kecil, adalah bola lampu/
d. larik ketujuh /sedang kau bersetubuh, adalah gambar bulan/ . Gaya bahasa perumpamaan
pada larik ketiga dan ketujuh terlihat pada ungkapan /bola lampu/ dan /gambar bulan/. Kedua kata tersebut merupakan gaya bahasa perumpamaan karena kata /bola lampu/ dan /gambar bulan/ menandakan /matahari/
a. larik pertama /Matahari yang di atas kepalamu itu/
b. larik kedua /adalah balon gas yang terlepas dari tanganmu/ larik kedua yang menujukan kata /balon gas/ menandakan /matahari/.
c. Larik ketiga /waktu kau kecil, adalah bola lampu/
d. larik ketujuh /sedang kau bersetubuh, adalah gambar bulan/ . Gaya bahasa perumpamaan
pada larik ketiga dan ketujuh terlihat pada ungkapan /bola lampu/ dan /gambar bulan/. Kedua kata tersebut merupakan gaya bahasa perumpamaan karena kata /bola lampu/ dan /gambar bulan/ menandakan /matahari/
No comments:
Post a Comment