Analisis Puisi, malam ini sangatlah membosankan sehingga admin ini berusaha tertawa atau tersenyum untuk melepaskan penatku dan kerasnya kehidupan yang tiada akhir keindahan, sehingga malam ini mengajak teman-teman untukmenulusuri puisi Ayo guyu semua kepenatan di pagi sampai malam ini sedikit terobati, dengan sebuah Analisis Puisi Ayo Guyu, mengajak untuk tertwa.
Contoh Analaisis Puisi selain itu admin ini berisi tentang yang mencangkup dunia dan lingkungan Puisi yaitu Contoh Analisis Puisi, sehingga teman-teman tidak uah kebingungan dalam mencari Contoh analisis Puisi, karena disinilah tempat yang pas untuk semua itu.
semoga bermanfaat dan dijadikan sebgai tolak ukur bukan dijadikan sebuah duplikasi,, okeee!!!
Contoh Analaisis Puisi selain itu admin ini berisi tentang yang mencangkup dunia dan lingkungan Puisi yaitu Contoh Analisis Puisi, sehingga teman-teman tidak uah kebingungan dalam mencari Contoh analisis Puisi, karena disinilah tempat yang pas untuk semua itu.
semoga bermanfaat dan dijadikan sebgai tolak ukur bukan dijadikan sebuah duplikasi,, okeee!!!
Puisi Ayo
Ngguyu
Gambar yang terdapat di dalam potongan teks puisi di bawah ini dapat
menunjukkan adanya tekanan dan otoriter penguasa yang bersifat dogmatis, yang
dialami seseorang, terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan di dalam
kehidupannya (ancaman yang dialami di dalam kehidupan seseorang). Namun tekanan
tersebut tidak memperngaruhi orang tersebut sebab hidup dan mati seseorang
hanya bisa ditentukan oleh Tuhan. Meskipun seseorang berada di dalam tekanan dan
otoriter penguasa, ia percaya ada solusi yang dapat membuatnya keluar dari
perasaan tertekan di dalam hidupnya. Hal tersebut dapat diketahui dari
kata-kata di dalam potongan teks puisi di bawah ini. Kata-kata yang dapat
menunjukkannya adalah Kaulumpuhkan
kakiku, Kau kira aku tak dapat lagi menyangga atap rumahku, Gajah itu
memberikan kakinya padaku, Aku jadi lebih kuat daripada dulu.
Hal serupa juga dapat diketahui dari gambar dan kata-kata di dalam
potongan teks puisi di bawah ini. Tekanan di dalam teks puisi tersebut
merupakan tekanan terhadap hak untuk memperoleh pengetahuan (pendidikan)
seseorang.Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata Kaubutakan mataku Kaukira aku tak dapat
melihat (mata dapat diartikan sebagai indra untuk melihat berkembangnya
dunia pengetahuan/pendidikan agar dapat mempelajari perkembangan yang terjadi),
Kaupotong tanganku Kaukira aku tak dapat
lagi melukis (tangan dapat diartikan untuk bekerja dan menghasilkan karya),
dan Kautulikan telingau Kaukira aku tak
dapat mendengar lagi (telinga dapat diartikan sebagai indra untuk
mendengarkan berita perkembangan dunia pengetahuan/pendidikan).
Gambar yang terdapat di dalam potongan teks
puisi di bawah ini dapat menunjukkan adanya larangan untuk bersuara,
mengeluarkan pendapat dan pemikiran/ide yang dimiliki seseorang. Hal tersebut
juga dapat diketahui dari kata-kata Kaubungkam
mulutku Kaukira tak dapat lagi aku menertawakanmu (mulut merupakan simbol
kebebasan untuk berbicara, mengeluarkan pendapat dan pemikiran).
Gambar yang terdapat di dalam potongan teks
puisi di bawah ini dapat menunjukkan adanya tanggapan untuk membiarkan atau
tidak mempedulikan larangan tersebut dan terus berjuang mempertahankan serta
melakukan segala yang diinginkannya. Hal tersebut juga dapat diketahui dari
kata-kata Sejauh kau mengusik hidupku,
Aku bisa terus menertawakanmu, Aku tak bisa kau tiadakan sejauh aku bisa
tertawa.
Gambar dan teks puisi di dalam puisi Ayo Ngguyu saling terikat dan terkait
untuk menunjukkan adanya ketidakpedulian seseorang terhadap tekanan atau
larangan untuk menerima dan belajar ilmu pengetahuan dan perkembangannya serta
membiarkan larangan-larangan dogmatis tersebut dengan terus berkarya (bekerja)
untuk menghasilkan sesuatu (yang diinginkannya).
No comments:
Post a Comment