About

Analisis Puisi "Tuhan, Aku Cinta PadaMu" Karya WS. Rendra




Arti  istilah analisis dianggap berkaitan erat dengan pengertian evaluasi terhadap situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk yang ada didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang. Evaluasi merupakan tahap pertama dimana sistem engineering menganalisa hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan atau pengembangan sistem dalam bidang komunikasi dan komputerisasi.
Dalam komputasi, analisis ini biasanya mencakup segi kontrol arus, kontrol kesalahan dan penelitian efisiensi. Tidak jarang ditemui permasalahan besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah. Dalam linguistik, analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Karya sastra, termasuk puisi, adalah sebuah struktur. Sebuah struktur menyiratkan adanya unsur-unsur pembentuk. Puisi adalah sebuah struktur yang kompleks, yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berjalinan dengan erat. Unsur-unsur itu tidak berdiri sendiri-sendiri. Sebuah unsur hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya di dalam struktur itu dan kaitannya dengan keseluruhannya. Unsur dalam struktur adalah unsur fungsional, yaitu mempunyai tugas tertentu dalam menyusun struktur. Puisi merupakan susunan kalimat yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah dianalisis. Akan tetapi, tidak semua analisis sama baiknya. Analisis yang tidak benar akan menghasilkan kumpulan fragmen atau koleksi fragmen. Unsur koleksi bukanlah bagian struktur yang sesungguhnya. Berikut adalah sajak Puisinya

Tuhan Aku Cinta PadaMu

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu

Analisis strata pada puisi “Tuhan,aku cinta padamu” yang merupakan karya terakhir dari WS Rendra dalam Pradopo, 1990: 15 mengemukakan menurut Roman Ingarden analisis stratanya norma sebagai berikut:
A.      Lapis norma pertama adalah sound stratum (lapis bunyi).  Suara sebagai konvensi bahasa, disusun sedemikian rupa hingga menimbulkan arti. Sehingga suara itu tidak hanya sekadar suara tidak berarti. Dengan adanya suara akan bisa ditangkap artinya atau maksud dari puisi tersebut. Lapis bunyi berkaitan dengan persajakan. Sajak yaitu pola estetik yang dibuat secara berulang dengan kesadaran dan disengaja. Pada puisi di atas terdapat “beberapa pola persajakan sebagai berikut:
1.    Pada bait kelima ada aliterasi n yaitu “aku  pengin makan tajin
2.    Pada bait kelima dan keenam ada pengulangan kata “aku”, yaitu Aku pengin makan tajin Aku tidak pernah sesak nafas
3.    Pada bait kesebelas dan keduabelas ada pengulangan kata “ aku ingin yaitu Aku ingin kembali pada jalan alam Aku ingin meningkatkan pengabdian
4.    Pada bait kelima ada pengulangan huruf konsonan n yaitu aku  pengin makan tajin
5.    Pada bait ketiga terdapat juga pengulangan huruf konsonan t yakni Aku tidak sambat rasa sakit

Dapat disimpulkan bahwa lapis bunyi pada puisi tuhan,aku cinta padamu mempunyai lima bait,masing masing bait mempunyai jumlah baris yang berbeda. Puisi ini didominasi oleh bunyi vokal/a/,/u/dan/i/. Bunyi yang didominasi tersebut akan menimbulkan suasana sedih ,gundah dan murung serta menimbulkan imajinasi yang bulat. Penggunaan rima yang tidak beraturan akan menimbulkan efek bunyi kakofani dan didominasi bunyi konsonan /n/ menimbulkan efek tidak teratur. pada puisi ini didominasi bunyi asonansi vokal /a/,/u/,/i/dan aliterasi konsonan /k/,/t/.bunyi tersebut mengakibatkan tidak merdu,dan menimbulkan suasana sedih,kacau dan kecewa.bunyi bunyi tersebut mengakibatkan efek berat pada puisi yang dapat mempengaruhi lapis arti.

B.       Lapis arti (unit of meaning), yaitu berupa rangkaian fonem, suku kata, kata, frase, dan kalimat. Semuanya merupakan satuan arti. Pada puisi di atas dapat diartikan sebagai berikut:
Aku lemas                                                             : Diartikan kondisi tidak kuat dan kecewa
Tapi berdaya                                                        : Masih ingin berupaya.
Aku tidak sambat rasa sakit                                 : tidak merasakan apa apa.
Aku pengin makan tajin                                        : Tajin adalah sari dari beras yang keluar saat di rebus,disini diartikan, kondisi ingin meresapi kehidupan.
Aku tidak pernah sesak nafas                               : Kondisi tidak pernah terhimpit masalah.
Tapi tubuhku tidak memuaskan                           : Tidak pernah puas.
Posisi ideal dan wajar                                          : Kondisi lebih baik yang diharapkan.
Ingin membersihkan tubuhku                               : Ingin mensucikan dari segala perbuatan dosa.
Racun kimiawi                                                     : Dosa dunia.
Jalan alam                                                           : Jalan yang benar.
Meningkatkan pengabdian kepada Allah : Bertobat kepada Allah.
Tuhan,aku cinta padaMu                                      : Memohon ampun pada Tuhan dan ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

C.       Lapis yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan. Aku:Aku di sini adalah penulis ataupun penyair.
Latar : Kehidupan penyair saat puisi ini dibuat. Penyair menggambarkan kehidupannya pada saat puisi ini ditulis,Ia ingin kembali ke jalan allah.

D.      Lapis dunia, dalam hal ini “dunia” merupakan titik pandang tertentu yang tak perlu dinyatakan, tetapi terkandung dalamnya. Dari puisi di atas lapis dunianya yaitu Aku : sebagai penyair. Pada awalnya Aku/penyair merasa hidupnya tidak puas dengan apa yang ia punya dan sempat melalaikan Tuhanya, kemudian Ia menyesali dan ingin membersikan dosa dunianya. Setelah itu penyair ingin kembali kejalan yang benar dan bertobat kepada Tuhannya.

E.       Lapis metafisis, berupa sifat-sifat metafisis yang sublim, tragis, mengerikan atau menakutkan, dan suci. Melalui sifat-sifat seni ini dapat memberikan renungan atau kontemplasi kepada pembaca Pengkaji menganalisis puisi ini karena,penulis menganggap bahwa puisi ini mempunyai nilai pesan yang sangat penting . Dan puisi tersebut dapat dianalisis secara menyeluruh dengan metode analisis strata,mulai dari bunyi,arti,objek,sudut pandang,dan lapis metafisik.Lapis metafisik pada puisi di atas adalah:
Jalan alam           : Jalan kebenaran
Allah                     : Tuhan
Pada lapis ini penyair ingin kembali ke jalan yang benar dan bertobat kepada Tuhannya, yang di tunjukkan dengan “Aku ingin kembali ke jalan alam”dan “Aku ingin meningkatkan pengabdian kepada Allah

No comments: