Samudera
Diri manusia
adalah samudra
dalam dan
luas
malaekat dan
setan membunyikan
genderang
perang
berkejaran
di atas ombak-ombak
terpental
kepantai lantas
menggapai
langit
dengan
jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
by Inggit Putria Marga
A. Tema
Puisi Samudra
ini mempunyai tema kemanusiaan. Pendapat Penulis yang diceritakan penyair dalam
puisi tersebut adalah disimbolkan melalui samudra yaitu jiwa manusia yang yang
tak bisa ditebak antar manusia yang lain, “diri manusia adalah samudra dalam dan
luas” tetapi walau demikian jiwa manusia yang luas tersebut tidak luput dari
godaan setan “malaikat dan setan membunyikan gendering perang”, hal ini adalah
sebuah kode aksian tentang bagai mana gejolak yang terjadi dalam jiwa manusia,
konflik batin yang ditimbulkan oleh bisikan setan dan malakat. Terkadang jiwa
manusia menang sebab bisikan malaikat lebih kuat jika dibandingkan dengan
bisikan setan tetapi terkadang sebaliknya.
berkejaran di atas ombak-ombak
terpental kepantai lantas
menggapai langit
dengan jemari dan kuku-kukunya
satu kalah
satu menang
B. Perasaan
(feeling)
Yang
digambarkan dalam puisi ini adalah pemahaman penyair terhadap Perasaan jiwa manusia, bisikan-bisikan hati manusia
yang dipengaruhi perilaku manusia dan memahami bagaimana setan dan malaikat
mempengaruhi jiwa manusia. Malaikat mempengaruhi manusia agar selalu ada di
jalan-Nya, sedangkan setan menjerumuskan manusia agar ingkar terhadap
firman-Nya. Kadang jiwa manusia mampu mengusir segala bisikan setan yang dapat
menjerumuskannya tetapi terkadang manusia malah mengikuti hawa nafsunya, ketika
itulah setan merasa menang.
C. Nada dan
Suasana
yang
terlihat dalam puisi di atas terdapat nada bahwa penyair bercerita tentang
keadaan jiwanya atau jiwa pembaca dan sebagai seorang teman pembaca, bahkan
seluruh jiwa umat manusia. Penyair bukan sebagai halnya seorang guru, bahkan
penyair seakan tidak leluasa untuk berbagi pengalamannya. Hal terlihat dalam
baris: “satu kalah…satu menang”, pendapat penulis bahwa penyair ingin
menyampaikan bahwa sesungguhnya setiap manusia lebih sering menuruti kehendak
setan dari pada kehendak malaikat.
Setelah
membaca puisi tersebut dapat disimpulkan Suasana yang timbul dalam puisi adalah
bahwa menjalani kehidupan kita harus mengetahui sebab akibat yang kita lakukan
tidaklah semudah yang kita bayangkan seperti membalikkan telapak tangan.
D. Pesan
(Amanat)
Amanat yang
disampaikan penyair dalam puisi ini adalah bahwa kita harus bisa mengontrol
jiwa kita karena manusia terdapat jiwa yang teramat luas. Sejak zaman Nabi Adam
a.s sampai sekarang setan tak hentinya membisikan ke dalam jiwa manusia agar
ingkar kepada-Nya, maka, manusia memerlukan kendali untuk melawan bisikan
tersebut.
satu kalah
satu menang
Potongan
bait ini terlihat jelas apa yang penyair gambarkan yaitu keadaan jiwa manusia, seringkali
manusia dapat melawan bisikan setan, dan terkadang pula sebaliknya, manusia
terjerumus oleh bisikan setan. Sekali lagi manusia memerlukan sebuah benteng
untuk melawan bisikan setan tersebut. Satu-satunya jalan untuk melawan bisikan
setan adalah dengan memegang erat ajaran agama.
No comments:
Post a Comment