About

Analisis Puisi: Perginya Zarathustra

Analisis Puisi,

puisi adalah sebuah karya yang dirangkai dari sebuah kata, akan tetapi kata yang dipergunakan disingkat atau dipadatkan sehingga memiliki makna dari setiap baitnya. dalam hal ini langkah untuk mencari sebuah makna didalam sebuah Puisi dengan menggunakan sebuah teori yaitu Semiotika. dikarenakan didalam karya itu (Puisi) terdapat sebuah karya sastra lainnya yaitu Gambar Ilustrasi. selain mencari makna Puisi itu sendiri, juga mencari makna gambar ilustrasinya kemudian di kroscekkan apakah dari kedua karya tersebut saling menerangkan satu sama lain, dan bisa dibilang koheren.

contoh Analisis puisi,

Admin ini mempunyai banyak kajian diantaranya bisa dilihat disini, sehingga teman-teman jangan kebingungan untuk mencari sebuah Contoh Analisis puisi. admin ini juga dapat dijadikan bahan pembelajaran baik tingkat MA atau Pergurua tinggi. semoga bermanfaat.

kritik dan saranya untuk memperbaiki kekurangan dan yang lainnya.


Puisi Perginya Zarathustra

Di dalam potongan teks puisi di bawah ini dikisahkan mengenai perjalanan hidup Zarathustra yang dikenal sebagai utusan Tuhan (yang ia sebut sebagai Ahuramazda) oleh penganutnya (yang disebut kaum Zoroaster) pembawa ajaran kebijaksanaan dan kebenaran. Ajaran Zarathustra inilah yang menjadikannya pesakitan di bawah siksaan Raja Kegelapan (disebut sebagai Ahriman) yang membawa kejahatan ke dunia.
Zarathustra mengajarkan manusia mengenai perbuatan baik, benar dan adil, tidak mengizinkan pengikutnya untuk berbuat kejahatan. Kehadirannya membuat pengikutnya, bahkan setan yang selalu mengikuti manusia sejak lahirnya lari ketakutan. Oleh karena itulah banyak orang yang mengikuti ajarannya mengenai kebijaksanaan dan kebenaran serta mengakui bahwa Tuhan di dunia ini hanya satu, yaitu Tuhan Yang Esa (yang disebut Ahuramazda atau Ormuzd) agar mereka dapat masuk surge dan dijauhkan dari neraka.






Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata di dalam potongan teks puisi di atas. Kata-kata yang dapat menunjukkannya adalah Ingin kupecuti dia ternyata aku yang kesakitan dipecutinya (Zarathustra selalu disiksa tetapi ia tidak membalas, ia hanya membalas dengan ajaran-ajarannya mengenai kebijaksanaan dan kebenaran serta mengakui adanya Tuhan Yang Esa agar manusia dapat masuk surga dan dijauhkan dari neraka). 






Di dalam potongan teks puisi di atas dapat diketahui kepergian Zarathustra yang tidak kuat menanggung siksaan (bukan karena ia disiksa dan ususnya dimasuki timah encer yang panas) tetapi tidak tahan umatnya banyak yang masih berbuat menyimpang, kejahatan, penyiksaan dan menyembah air, bulan, bumi, api dan sebagainya seperti yang disembah oleh nenek moyangnya (tidak mengakui adanya Tuhan Yang Esa). Dengan begitu Zarathustra merasa tidak dapat menyelamatkan manusia dari siksa neraka.
Hal tersebut dapat diketahui dari kata-kata Aku tak tahu lagi dia di mana, hanya kudengar saja isak tangisnya (kepergian Zarathustra sama dengan hilangnya ajaran kebijaksanaan dan kebenaran yang dibawanya, hanya sebagian orang yang mengetahui dan menganut ajaran tersebut).
Puisi Perginya Zarathustra merupakan puisi yang di dalam teks puisinya mengisahkan semakin sedikitnya ajaran mengenai kebijaksanaan dan kebenaran (seperti yang Zarathustra bawa). Oleh karena itu peradaban manusia semakin kacau dengan perbuatan manusia yang semakin menyimpang.

No comments: